JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) berencana melepas anak usahanya, PT Adhi Persada Gedung (APG) untuk melantai di bursa melalui skema intial public offering (IPO) pada semester II tahun ini.
Direktur Keuangan dan Legal Haris Gunawan mengatakan, saat ini APG telah memiliki aset sekira Rp3 triliun. Adapun saham yang akan dilepas ke publik saat IPO nanti antara 30%-40%.
"Kita incar dana yang tarik sebesar Rp1-Rp1,5 triliun. Itu untuk pengembangan bisnis dan untuk pengerjannya," ujarnya, di Hotel Grandhika Iskandarsyah, Blok M, Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Menurutnya, rencana IPO dilakukan pada Juni atau memasuki semester II. Hal tersebut sesuai dengan jadwal yang dikordinir Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Kalau IPO anak atau induk dikoordinir Kementerian BUMN supaya tidak ada IPO di industri yang sama. Jadi setiap semesrer dibagi," ujarnya.
Selain itu, kata Haris, Adhi Karya juga akan melakukan IPO terhadap anak usaha baru yang saat ini akan dilakukan pemisahan (spin off) dari uniit induk. PT Adhi Commuter Property (ACP) dalam waktu dekat akan di spin off untuk menjadi anak usaha yang mengembangkan TOD di stasiun LRT.
Berdasarkan mandatory setelah spin off maka waktu menju IPO sekira 1 tahun. Tapi tentunya akan sangat kondisional waktunya.
"Kalau dilihat market kurang bagus kita akan lakukan pengajuan penundaan ke Dirjen Pajak karena berkaitan untuk ketentuan pajak bahwa 1 tahun itu kalau mau mundur IPO minta persetujuan mereka," tuturnya.
Pihaknya tidak terlalu terburu-buru melakukan IPO terhadap anak usaha barunya ini. Pasalnya, sebagai perusahaan properti mesti melihat bagaimana perkembangan pasar ke depan.
"Kenapa tahun depan, LRT kan sudah selesai, sementara yang kita bangun di empat tempat akan menjadi icon LRT. Bahwa harus minta persetujuan ke mereka. Kalau icon kan lihat ada apartemen dibangun," ujarnya
(Martin Bagya Kertiyasa)