NEW YORK - Harga minyak menetap sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), tertekan kemerosotan di pasar ekuitas dan data kelompok industri yang menunjukkan peningkatan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah AS.
Patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei, sempat menyentuh USD71 per barel dan menetap satu sen lebih rendah pada USD70,11 per barel di London ICE Futures Exchange, dalam apa yang para pedagang sebut sebagai profit taking setelah beberapa hari menguat.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Akibat Aksi Ambil Untung
Sementara itu, patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Mei, turun 30 sen menjadi menetap di USD65,25 per barel di New York Mercantile Exchange.
Persediaan minyak mentah AS naik 5,3 juta barel dalam pekan yang berakhir 23 Maret, menjadi 430,6 juta barel, kata API. Persediaan AS diperkirakan turun 287.000 barel, Departemen Energi AS akan merilis angkanya pada Rabu pagi waktu setempat.
Sementara itu, dolar AS rebound dari level terendah lima minggu sebelumnya karena ketegangan perdagangan berkurang. Penguatan greenback membuat komoditas berdenominasi dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Tembus USD70/Barel
"Indeks dolar AS mencuat dan itu mungkin membebani harga minyak," kata Ahli strategi pasar senior di RJO Futures Phillip Streible di Chicago.
Brent telah meningkat lebih dari 5% bulan ini, sementara WTI naik lebih dari 4%. Mereka berada di jalur untuk kenaikan kuartalan ketiga berturut-turut, yang terakhir terjadi pada 2010.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan negara-negara produsen lainnya sepakat lebih dari setahun lalu untuk mengurangi pasokan.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Hampir Sentuh USD70 per Barel
Kesepakatan itu akan berakhir pada akhir tahun ini, tetapi Putera Mahkota Saudi Mohammad bin Salman mengatakan kepada Reuters bahwa OPEC dan Rusia bekerja pada kesepakatan untuk bekerja sama selama 10 hingga 20 tahun lagi, meskipun itu tidak secara khusus berarti pemotongan akan terus berlanjut selama itu.
Namun, para analis mengatakan kekuatan pasar saat ini mungkin tidak bertahan lama. Analis Barclays Research mengatakan mereka memperkirakan defisit pasokan beberapa bulan terakhir akan memberi jalan bagi surplus pada kenaikan produksi AS.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)