JAKARTA - Arab Saudi memangkas produksi minyak dan gas menyusul serangan pesawat tanpa awak atau drone terhadap dua fasilitas minyak milik Saudi Aramco.
Serangan tersebut telah mengurangi produksi minyak mentah sebesar 5,7 juta barel per hari, sekitar setengah dari produksi kerajaan. Seorang juru bicara pemberontak Yaman Houthi mengatakan telah mengerahkan 10 pesawat tanpa awak atau dron dalam serangan itu.
Tetapi, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyalahkan Iran atas serangan ini, mengatakan tidak ada bukti bahwa serangan berasal dari Yaman.
Dalam sebuah twit, Mike Pompeo menggambarkan serangan tersebut sebagai "serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasokan energi dunia".
Ketegangan antara AS dan Iran meningkat sejak tahun lalu Presiden Trump menarik Amerika mundur dari kesepakatan yang membatasi kegiatan nuklir Iran, dan menerapkan kembali sanksi.
Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman telah berkata kepada Presiden AS Donald Trump dalam percakapan telepon bahwa kerajaan itu "siap dan mampu untuk menghadapi dan menangani agresi teroris ini".
Gedung Putih mengatakan Trump telah menawarkan dukungan AS untuk membantu Arab Saudi mempertahankan diri.
Baca Selengkapnya: Dua Kilang Minyak Aramco Diserang Drone, Arab Pangkas Produksi Migas
(dni)