Di bulan Juni 2019, PLTS hanya memberikan kontribusi sebesar 0.1% terhadap bauran energi di NTB. Namun, pada akhir tahun 2019, kontribusinya meningkat menjadi 2.8%
Baca juga: KESDM Akan Kembangkan Mobil Tenaga Surya
"Kami terus berkomitmen mengembangkan pemanfaatan EBT di NTB. Rencana jangka panjang, masih akan ada beberapa titik yang akan kita eksplorasi lagi," ucapnya.
Rudi menyampaikan, dari sisi biaya produksi, PLTS jauh lebih efisien dibanding pembangkit berbahan bakar BBM (minyak solar).
"Selisihnya sekitar Rp 900,- per kWH terhadap pembangkit yang menggunakan solar. Meski lebih murah, ini tidak akan mempengaruhi mutu dan kualitas layanan kami kepada masyarakat," tutur Rudi.
(Fakhri Rezy)