Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dampak Corona, Pendapatan Sektor Pelayaran Ambles hingga 100%

Giri Hartomo , Jurnalis-Jum'at, 26 Juni 2020 |10:23 WIB
Dampak Corona, Pendapatan Sektor Pelayaran Ambles hingga 100%
Industri Pelayaran Terdampak Virus Corona. (Foto: Okezone.com/Therichests)
A
A
A

JAKARTA - Indonesia National Shipowners Association (INSA) mencatat pendapatan sektor pelayaran mengalami penurunan hingga 100%, imbas kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus Corona di Tanah Air.

“Penurunan pelayaran penumpang berkisar 75%-100% karena adanya penutupan pelabuhan dari bupati atau gubernur, tidak memperbolehkan ada yang datang dan mudik," ujar Ketua INSA Carmelita Hartoto, dalam diskusi virtual, Kamis (25/6/2020).

Para pengusaha pun mencoba mengakalinya dengan mengangkut barang. Namun sayangnya kapasitas angkut penumpang hanya mencapai 50%.

Baca Juga: Bisnis Tergerus Covid-19, Pengusaha Pelayaran Tagih Stimulus

"Selain itu, mereka diharapkan untuk mengangkut barang, penumpang cuma 50%,” ucapnya

Sedangkan untuk saat ini, penumpang Kapal Roro pun tidak terlalu berdampak besar. Meskipun pemerintah tegah melakukan masa PSBB transisi menuju New Normal dengan memperbolehkan kembali penumpang atau masyarakat berpergian dengan protokol kesehatan yang ketat.

Sebab menurut Carmelita, calon penumpang merasa kesulitan dengan syarat-syarat yang diberikan. Misalnya penumpang harus mengikuti rapid test covid-19 yang biayanya lebih mahal dari tiket itu sendiri.

Baca Juga: Hitung-hitungan PNBP Minerba di Tengah Covid-19

“Rapid test juga cukup mahal, daerah-daerah tertentu ada yang harus rapid test, tapi ada juga memperbolehkan surat keterangan sehat dari klinik. Kami menyampaikan ke Kementerian Perhubungan, ini tergantung dari Gugus Tugas, sehingga minta bagaimana caranya mekanismenya. Pakai rapid test lebih mahal dari harga tiket itu sendiri,” jelasnya.

Selain itu, pada bisnis logisitik sama halnya dengan kapal pembawa penumpang. Sebab, para pengusaha sektor barang kontainer curah kering tanker off shore dan kapal khusus mengalami penurunan pendapatan sekitar 25-50%.

Akibatnya para pemilik barang (shipper) mengalami kesulitan keuangan. Hal tersebut menyebabkan penaikan piutang yang membuat arus kas perusahaan terganggu, khususnya pada barang kontainer, curah kering dan tug and barge.

“Demand (permintaanya) turun. Tanker minyak kalau mengikuti petanya secara internasional itu kapal-kapal minyak banyak yang berhenti. Teman-teman di off shore sudah negosiasi, tapi intinya kita bicara ke semua stakeholder (pemangku kepentingan) sebisanya jangan ada pengurangan kapal, tetap berjalan kalaupun negosiasi jangan banyak-banyak,” jelasnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement