Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Cegah Diskriminatif, Uni Eropa Diminta Terima Standar Produk Indonesia

Giri Hartomo , Jurnalis-Kamis, 18 Februari 2021 |18:30 WIB
Cegah Diskriminatif, Uni Eropa Diminta Terima Standar Produk Indonesia
Sawit Salah Satu Produk Indonesia yang Kena Diskriminasi Uni Eropa. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Uni Eropa diminta merekognisi dan menerima standard produk Indonesia sebagai standard bersama. Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam pertemuan dengan Duta Besar Uni Eropa Vincent Picket.

Kemendag menekankan ini sebagai bagian dari upaya menekankan kepentingan Indonesia menghadapi perundingan putaran ke-10 Indonesia-Europe Union CEPA yang dijadwalkan akan berlangsung pada 22-26 Februari ini.

“Artinya produk yang sudah kita uji dan standarisasi harus diterima oleh Uni Eropa sebagaimana kita juga menerima hasil pengujian dan standarisasi yang telah mereka lakukan. Ada prinsip mutual dan saling merekognisi,” ujar Wamendag, Kamis (18/2/2021).

Baca Juga: Menguntungkan, RI Incar Ekspor Produk Farmasi hingga Otomotif ke Mozambik

Dia menilai, upaya ini penting sebagai bagian dari dua hal, pertama adalah meminimalisasi hambatan non tarif yang biasanya diberlakukan terhadap produk-produk dari negara kedua atau ketiga secara tidak seimbang dan diskriminatif.

Produk-produk pertanian, perkebunan dan kehutanan negara-negara berkembang selama ini memang sering mendapat perlakuan diskriminatif dan banyak hambatan non tarif ketika memasuki pasar negara maju, termasuk di beberapa negara anggota Uni Eropa.

Baca Juga: Mendag Lutfi Ajak Menteri-Menteri Bahas Masalah Ekspor RI

Kedua, menurut Wamendag prinsip keberterimaan produk selain mencerminkan mutualisme juga penting bagi peningkatan kapasitas masing-masing negara dalam hal penentuan standar dan uji mutu produk. Kedua mitra perdagangan harus saling memfasilitasi agar standar-standar mutu produk yang diberlakukan bisa diimplementasikan dengan baik.

“Saya menilai soal uji mutu dan standarisasi produk ini sering asimetris antara kita dengan negara mitra. Padahal dalam perjanjian perdagangan seharusnya ada prinsip mutualisme, saling merekognisi dan saling membantu dalam peningkatan kapasitas. Karena itu, sudah wajar jika sejak dari semula kita meminta mitra dagang kita untuk menetapkan persetujuan bersama soal uji mutu dan standar produk ini.” Ujar Jerry.

Keberterimaan uji mutu dan standarisasi produk Indonesia oleh Uni Eropa bisa menjadi acuan atau benchmark bagi negara-negara mitra dagang lain. Pasalnya, selama ini standar yang berlaku di Uni Eropa termasuk sangat tinggi, khususnya untuk standar lingkungan kesehatan dan sosiologis. Jika standar dan uji mutu produk Indonesia bisa diterima di Uni Eropa tentu bisa juga diterima di negara atau kawasan mitra dagang lain.

“Ini adalah kepentingan strategis kita, baik dalam memperluas akses pasar maupun dalam menyederhanakan mekanisme dagang sebagai implementasi perjanjian. Jangan sampai setelah ada perjanjian perdagangan, implementasinya tidak berjalan baik karena hambatan uji mutu dan standar ini," ujarnya.

Sebagai informasi, perundingan putaran ke-10 IEU CEPA akan berlangsung pekan terakhir Februari ini. Baik Indonesia maupun Uni Eropa punya kehendak positif untuk segera menyelesaikan masalah ini. Kedua belah pihak masih membahas isu-siu krusial.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement