JAKARTA - Harga elpiji naik sebagai dampak dari kenaikan minyak dunia di tengah ketidakpastian pasokan global. Di sisi lain, impor LPG dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seiring dengan konsumsi yang terus naik. Pada tahun 2024, impor LPG diproyeksikan bisa mencapai Rp67,8 triliun.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Sebagai alternatif, masyarakat dapat beralih menggunakan kompor induksi yang lebih murah.
“Melalui penggunaan kompor induksi, dapat membantu pemerintah dalam menghemat anggaran di APBN kita. Selain itu, penggunaan kompor induksi merupakan upaya untuk membangun kemandiri energi,” jelas Mamit kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (18/3/2022).
Menurut Mamit, dengan beralih ke kompor induksi, ketergantungan terhadap impor LPG bakal berkurang secara bertahap sehingga bakal mendorong kemandirian energi. Tak hanya itu, masalah defisit transaksi berjalan akibat impor LPG secara perlahan juga dapat diselesaikan.
Selain untuk mengurangi angka impor, langkah konversi ini juga bakal menekan subsidi LPG dalam APBN yang terus membengkak. Pada tahun ini saja pemerintah menganggarkan Rp61 triliun untuk subsidi LPG dengan asumsi ICP USD63 per barel.
Per Februari 2022, ICP sudah menyentuh di level USD95,72 per barel. Kenaikan ini akan berdampak terhadap beban subsidi LPG di mana setiap kenaikan USD1 ICP maka beban subsidi LPG akan meningkat sebesar Rp1,47 triliun.