Sehingga, dia mengatakan kalau pemerintah akan sangat berhati-hati mengingat konsumsi juga berpotensi melemah akibat kenaikan harga komoditas padahal konsumsi menjadi penopang pertumbuhan ekonomi 2023.
“Ini yang kemudian perlu kita lihat untuk forecast tahun 2023. Faktor-faktor baru ini harus kita pertimbangkan,” katanya.
Adapun target pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3% akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang diperkirakan tumbuh 5,2%, konsumsi LNPRT diperkirakan tumbuh 8,1% dan konsumsi pemerintah yang diperkirakan tumbuh 0,8%.
“Konsumsi rumah tangga akan tetap bertahan di atas 5 persen berarti sebuah asumsi yang cukup optimis,” katanya.
Kemudian investasi yang diproyeksikan tumbuh 6,1%, ekspor 8%, impor 7,1%, manufaktur 5,3%, pertanian 3,7%, perdagangan 5,4%, konstruksi 6,5%, pertambangan 3,2% dan transportasi 7,4%.
Dia juga menambahkan untuk investasi yang tahun depan ditargetkan tumbuh 6,1 persen harus membutuhkan usaha yang lebih besar mengingat pada kuartal II-2022 ini masih di level sekitar 3%.
Dia pun menyebut kalau dukungan diperlukan untuk mencapai target investasi 2023 baik dari sisi perbankan, capital market maupun terciptanya easy of doing business untuk mampu menarik capital inflow.
Sementara sektor-sektor yang terkena scarring effect lebih dalam akibat pandemi Covid-19 seperti konstruksi, transportasi dan akomodasi diperkirakan baru akan mulai pulih secara cukup baik pada 2023.
“Tentu ini kalau tidak terpengaruh oleh situasi global,” pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)