JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pertumbuhan investasi terjadi di sisi hilir bisnis penyaluran bahan bakar minyak (BBM). Persaingan harga BBM pun semakin kompetitif antara stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) swasta dengan PT Pertamina (Persero).
Menanggapi hal tersebut, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, ahwa sudah sangat banyak SPBU dari berbagai badan usaha, dan tentunya hal tersebut menjadi alternatif bagi masyarakat.
Baca Juga:Â Persaingan Bisnis SPBU Kian Menarik, Bikin Masyarakat Untung?
"Kami tetap berkomitmen untuk menyalurkan BBM hingga ke pelosok negeri," kata Irto saat dihubungi MNC Portal, Selasa (18/10/2022).
Sementara itu, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, Maompang Harahap menuturkan. masih terdapat sejumlah pengajuan izin penambahan unit SPBU yang disampaikan badan usaha swasta hingga akhir tahun ini. Hanya saja, dirinya enggan memberi detil ihwal jumlahnya.
"Jumlah (SPBU) ini masih akan bertambah karena ada beberapa pengajuan izin yang masih dalam proses," katanya.
Baca Juga:Â ESDM Uji Mutu BBM Jawab Isu Pertalite Lebih Boros, Ini Hasilnya
Sebagaimana diketahui, langkah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar, serta BBM nonsubsidi yakni Pertamax, membuat tingkat persaingan di bisnis hilir migas antara Pertamina dengan perusahaan swasta kian mendekati seimbang.
Per 3 September 2022, harga Pertalite dari sebelumnya Rp7.650 per liter kini naik menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian, harga solar subsidi dari Rp5.150 per liter naik menjadi Rp6.800 per liter. Selanjutnya, harga Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter naik menjadi Rp14.500 per liter.
Follow Berita Okezone di Google News