JAKARTA - Pabrik tekstil di Indonesia sedang tidak baik-baik saja, satu persatu pabrik bangkrut. Sehingga hal tersebut mengakibatkan ribuan karyawan alami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengatakan PT S. Dupantex menutup usahanya terhitung pada 6 Juni 2024 kemarin. Ristadi mengatakan, secara mayoritas pabrik tekstil gulung tikar karena tidak lagi mendapatkan pembelian produknya.
"Berdasarkan data yang kami terima, karena order barang menurun. Bahkan ada perusahaan tekstil yang tidak mendapatkan order pembelian sama sekali," kata Ristadi.
Dikutip dari pencarian Okezone, berikut 5 fakta pabrik tekstil tutup dan lakukan PHK massal, Sabtu (15/6/2024).
1. PT S Dupantex Pekalongan Tutup Pabrik
Sejak akhir tahun 2023, PT S Dupantex, Pekalongan menjadi salah satu perusahaan tekstil lainnya yang lakukan efisiensi dan menutup bisnisnya. Akibatnya 700-an karyawan dirumahkan atau di PHK.
2. Produk Tekstil Kalah Saing
Penurunan permintaan terhadap tekstil dan produk tekstil (TPT) yang diproduksi oleh pabrik tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan bersaing dalam harga dengan barang impor, terutama yang berasal dari Tiongkok.
"Produk mereka tidak laku karena kalah bersaing harganya dengan barang TPT impor, terutama dari Cina, sehingga mereka tidak mampu bertahan," jelas Ristadi.
3. Usaha Pabrik Tekstil Tak Membuahkan Hasil
Menurut penjelasan Ristadi, perusahaan tekstil lokal tetap berusaha bertahan dengan melakukan efisiensi karyawan guna mempertahankan keuangan perusahaan. Pabrik-pabrik tekstil tersebut, lanjut Ristadi, berusaha bertahan dengan mengurangi karyawan secara bertahap.
"Pabrik-pabrik tekstil tersebut sebenarnya sudah berusaha untuk bertahan dengan inovasi menjual barangnya sendiri, tetapi kemudian tidak laku juga terutama di pasar lokal," terang Ristadi.
4. PHK Dilakukan Secara Bertahap
Efisiensi karyawan dengan tujuan mempertahankan keuangan perusahaan dilakukan secara bertahap. Hal tersebut dilakukan agar pabrik tekstil tetap berusaha bertahan.
"Sebelumnya perusahaan-perusahaan tekstil itu bertahan dengan efisiensi karyawan secara bertahap. Kadang 10 karyawan di-PHK, ada yang 100 karyawan. Jadi sekarang hanya tinggal sebagian karyawan yang tersisa tetapi perusahaan tidak mampu juga bertahan," ucap Ristadi.
5. 10 Perusahaan Tekstil Gulung Tikar
Terdapat 10 perusahaan tekstil yang melakukan efisiensi menutup bisnisnya di awal tahun 2024. Hal ini berakibat sebanyak 13.800 karyawan terkena PHK massal.
• PHK akibat pabrik tutup
1. PT Sai Apparel, Jawa Tengah: PHK 8.000-an orang.
2. PT Pamor Spinning Mills, Jawa Tengah: PHK 700-an orang
3. PT S Dupantex, Jawa Tengah: PHK 700-an orang
4. PT Alenatex, Jawa Barat: PHK 700-an orang
5. PT Kusumahadi Santosa, Jawa Tengah: PHK 500-an orang
6. PT Kusumaputra Santosa, Jawa Tengah: PHK 400-an orang
• PHK akibat efisiensi perusahaan:
1. PT Sinar Panca Jaya, Semarang: data terbaru, jumlah PHK hingga awal Juni 2024 tembus 2.000 orang
2. PT Bitratex, Semarang: PHK 400-an orang
3. PT Johartex, Magelang: PHK 300-an orang
4. PT Pulomas, Bandung: PHK 100-an orang.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)