Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

7 Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, dari Anggaran hingga Cuma 4 Jam Lewat Kota Ini

Kurniasih Miftakhul Jannah , Jurnalis-Sabtu, 28 September 2024 |09:05 WIB
7 Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, dari Anggaran hingga Cuma 4 Jam Lewat Kota Ini
RI bakal bangun Kereta Cepat Jakarta-Surabaya (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Pemerintah kembali mengkaji pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Rencana pembangunan kereta cepat diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Targetnya proyek tersebut bisa digarap menggunakan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Namun belum bisa dipastikan kapan proyek ini dimulai kapan.

Berikut fakta mengenai Kereta Cepat Jakarta-Surabaya yang dirangkum Okezone, Sabtu (28/9/2024).

1. Jakarta-Surabaya Cuma 4 jam

Budi Karya Sumadi mengatakan, berdasarkan kajian tersebut, diperkirakan waktu tempuh Jakarta-Surabaya hanya 4 jam saja.

"Apabila kereta cepat Jakarta-Surabaya itu jadi, kan kalau ke Bandung itu kan kira kira 140 Km ditempuh sekitar 40 menit sampai Tegalluar, kalau Jakarta-Surabaya kira kira 900 km, ini 4 jam sudah sampai Surabaya," ujar Menhub.

2. Kajian Awal

Kemenhub sendiri sudah membuat kajian kasar terkait perlintasan yang potensial untuk digunakan Kereta Cepat Jakarta - Surabaya. Seperti jalur yang akan dibangun berada diatas atau elevated di sisi Jalan tol Trans Jawa, atau opsi lainnya terintegrasi dengan jalur Kereta Api eksisting.

"Mungkin kita akan menggunakan jalur kereta api atau jalan tol sebagai jalur jakarta surabaya, sehingga tidak terlalu banyak dana untuk pembebasan lahan," ujar Menhub saat ditemui di Hotel Mulia Jakarta, Jumat (20/9/2024).

3. Jalur kereta

Lebih jauh Menhub memaparkan setidaknya ada 3 opsi pemilihan jalur untuk membangun Kereta Cepat Jakarta - Surabaya, yaitu jalur utara, tengah, atau jalur selatan. Akan tetapi opsi menggunakan jalur selatan jauh dari target karena dinilai punya beban konstruksi yang lebih besar.

Hal ini dikatakan Menhub, karena Jalur Selatan Jawa mayoritas perbukitan. Sehingga memang dinilai cukup sulit untuk dilakukan kegiatan konstruksi dan berimbas pada cost yang lebih besar.

4. Kota yang dilalui

Menhub menuturkan, jalur Kereta Cepat Jakarta - Surabaya sisi utara kemungkinan akan melewati beberapa kota, di antaranya Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya. Sedangkan kalau dibangun jalur tengah, tidak melewati Semarang, melainkan Purwokerto.

"Akan tetapi tetap rencana pembangunan itu tergantung studi yang dilakukan juga. Ada juga studi lewat selatan, tapi itu lokasinya bergunung, sehingga akan lebih mahal biayanya," papar Menhub.

5. Investasi Mahal

Pada kesempatan tersebut, Menhub mengaku proyek Kereta Cepat Jakarta - Surabaya ini memang memerlukan investasi yang tidak murah. Sehingga masih memerlukan kajian panjang ketika proyek tersebut akan digarap bersama antara Pemerintah sebagai pemrakarsa proyek, dengan Badan Usaha yang akan berinvestasi dengan mempertimbangkan imbal hasil.

"Investasi kereta cepat ini tidak murah, tetapi di China, sebenarnya yang membiayai adalah Pemerintah, saya yakin apabila ada satu goodwil untuk melanjutkan, itu jadi," kata Menhub.

"Saya berharap ada pemikiran yang berimbang antara pemanfaatan dengan bagaimana penganggaran, kita harapkan bahwa ini menjadi KPBU, swasta itu asing, sehingga fiskal yang banyak itu bisa ditanggung bersama dengan kita, kalau kita berhasil melakukan itu pasti banyak pertumbuhan yang baik," tutupnya.

6. Skema Pembiayaan

Menhub mengatakan proyek tersebut targetnya akan dibangun menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), utama untuk investor asing. Sebab menurutnya proyek tersebut akan memerlukan banyak pembiayaan, sehingga bisa membebankan fiskal negara.

"Saya berharap pemikiran yang berimbang antara pemanfaatan dengan bagaimana penganggaran, kita harapkan bahwa ini menjadi KPBU, swasta asing, sehingga fiskal itu bisa ditanggung bersama dengan kita, kalau kita berhasil melakukan itu pasti banyak pertumbuhan yang baik," tambahnya.

7. Persaingan Transportasi

Menurutnya dengan adanya proyek ini akan menciptakan persaingan untuk pengusahaan transportasi di Indonesia. Sehingga akan menciptakan harga tarif yang lebih kompetitif untuk moda transportasi di Indonesia.

"Sehingga konektivitas udara yang masif itu akan berkurang, dan potensi itu bisa," lanjutnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement