JAKARTA - Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) diprediksi akan menjadi primadon di Tahun Ular Kayu dalam zodiak Tionghoa, dimulai pada 29 Januari 2025 hingga 16 Februari 2026. Sedangkan industri besar akan mengalami banyak tantangan di tahun ini, 2025.
Dalam astrologi Tionghoa, setiap tahun dikaitkan dengan elemen tertentu. 2025 merupakan tahun dengan elemen Kayu. Elemen Kayu sering dikaitkan dengan pertumbuhan, kreativitas, dan ekspansi.
Kombinasi antara shio ular dan elemen kayu diperkirakan akan membawa dinamika yang menarik dalam berbagai sektor kehidupan.
Menurut Ahli Feng Shui Suhu Yo, kombinasi shio ular yang cepat bergerak dengan elemen kayu yang mudah terbakar menciptakan energi yang mendorong perubahan cepat. Ini berdampak positif bagi sektor-sektor tertentu seperti:
"Bisnis-bisnis kecil, terutama yang bergerak di sektor pertanian, perkebunan, dan tambang, diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan," ujarnya.
Mengingat gaya hidup yang semakin cepat dan kebutuhan akan kemudahan, sektor kuliner, terutama makanan siap saji dan bisnis warung atau minimarket, akan semakin diminati masyarakat.
Suhu Yo menambahkan, tahun 2025 diprediksi akan menjadi musim kemarau yang panjang. Pakaian jadi dan pakaian musim panas akan laris pada tahun tersebut.
Bisnis minimarket, seperti yang berkembang di Madura dan daerah lainnya, akan menjadi peluang yang semakin besar. Usaha retail yang menjual kebutuhan sehari-hari akan meraih untung lebih banyak karena meningkatnya permintaan di sektor ini.
Berbeda dengan tahun 2024 yakni Naga Kayu yang berenergi besar, tahun Ular Kayu memberikan ruang lebih bagi usaha kecil dan menengah untuk berkembang. Di sisi lain, tantangan justru mengintai industri besar seperti:
Industri otomotif dan sektor properti, termasuk perumahan, diperkirakan akan menghadapi tantangan berat. Penurunan daya beli dan meningkatnya biaya operasional akan mempengaruhi kinerja sektor-sektor ini.
Pendidikan dan Buku Peralatan Sekolah: Seiring dengan perubahan pola belajar dan berkurangnya belanja konsumen pada sektor pendidikan, buku dan peralatan sekolah akan mengalami penurunan permintaan.
Industri peralatan rumah tangga dan hiburan juga diperkirakan akan tertekan karena penurunan daya beli masyarakat.
Keuangan di 2025 diperkirakan akan menghadapi ketegangan, dengan proyeksi dolar yang akan mencapai sekitar Rp17.000. Selain itu, imbas kenaikan PPN menjadi 12% akan mempengaruhi daya beli masyarakat. Harga emas pun diprediksi akan melonjak hingga 2 juta rupiah per gram.
Untuk menghadapi keterpurukan yang diperkirakan terjadi pada tahun 2025, Suhu Yo menyarankan agar kita tetap mempertahankan energi positif dan menghindari spekulasi yang tidak berdasar.
“Supaya kita tidak terjatuh atau tersungkur, hindari spekulasi yang besar-besaran terutama pada tahun 2025 banyak yang berspekulasi itu akan runtuh 2025 disarankan untuk meningkatkan energi (positif),” ungkapnya.
(Feby Novalius)