Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Think Tank Prasasti yang Bakal Awasi Program Prabowo, Diisi Hashim Djojohadikusumo hingga Chatib Basri

Tangguh Yudha , Jurnalis-Selasa, 01 Juli 2025 |10:38 WIB
Mengenal Think Tank Prasasti yang Bakal Awasi Program Prabowo, Diisi Hashim Djojohadikusumo hingga Chatib Basri
Mengenal Think Tank Prasasti yang Bakal Awasi Program Prabowo, Diisi Hashim Djojohadikusumo hingga Chatib Basri (Foto: Prasasti/Antara)
A
A
A

JAKARTA - Lembaga riset independen Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) resmi diluncurkan di Jakarta, Senin 30 Juni 2025. Lembaga pemikir atau think tank ini diharapkan menjadi entitas independen yang mampu memberikan penilaian objektif  berbagai program strategis pemerintah berbasis sains dan data.

Dewan Penasihat Prasasti Hashim Djojohadikusumo menegaskan, Prasasti akan memberikan masukan yang konstruktif dan berbasis data untuk menyempurnakan berbagai program nasional. Hashim menegaskan, lembaga think tank tersebut hadir dengan misi utama memberikan penilaian objektif terhadap berbagai kebijakan strategis Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

“Jangan sampai nanti ada kesan masyarakat bahwa lembaga Prasasti ini dianggap sebagai alat propaganda pemerintah,” ujar Hashim dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

Dia menyebutkan bahwa Prasasti akan memiliki peran penting dalam memberikan masukan berbasis data dan kajian ilmiah terhadap sejumlah program prioritas nasional, seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG), Rumah Nasional, Sekolah Garuda, hingga kemandirian pangan dan energi.

“Saya kira fungsi dari Prasasti adalah untuk menjadi suatu badan atau entitas yang bisa berikan penilaian objektif terhadap Makan Bergizi Gratis," ungkap Hashim.

"Saya berharap bahwa Prasasti bisa memberikan penilaian-penilaian, pengkajian-pengkajian bagaimana kita bisa perbaiki, kita bisa sempurnakan, kita bisa lihat mana yang titik-titik yang lemah, ini berdasarkan data dan sebagainya,” lanjutnya.

Selain MBG, Prasasti juga akan turut mengawal program Perumahan Sosial, yang langsung ditugaskan kepada Hashim oleh Presiden.

Dia juga menyinggung program Sekolah Garuda, yang kini dibina oleh Stella Christy selaku Wakil Menteri Bidang Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

Di sektor pangan, Hashim menilai Indonesia mulai menunjukkan keberhasilan melalui program kemandirian pangan, ditandai dengan panen raya, karena harga gabah yang menguntungkan petani.

“Ini program-program yang menurut saya sudah mulai sukses. Saya berharap Prasasti bisa memberikan penilaian dan pengkajian berdasarkan data untuk menyempurnakan dan memperbaiki yang masih lemah,” ujarnya.

 

Lebih lanjut, Hashim juga menyoroti tantangan ambisius yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.

Menurutnya, target tersebut sangat mungkin dicapai dengan dukungan program strategis seperti hilirisasi dan kebijakan luar negeri bebas aktif yang terbukti menarik minat investor asing.

“Tantangan yang diberikan Pak Prabowo Subianto adalah target 8 persen pertumbuhan ekonomi. Saya sudah lihat animo atau minat dari investor luar negeri begitu besar," ujar Hashim.

"Itu berarti apa? Itu berarti bahwa kebijakan kita tetap untuk menganut kebijakan free dan bebas aktif politik luar negeri itu berhasil. Saya yakin bahwa kita akan mencapai 8 persen dan akan melebihi 8 persen," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Dewan Penasihat Prasasti lainnya Burhanuddin Abdullah menekankan pentingnya keberadaan think tank dalam proses pembangunan nasional, terutama di tengah dinamika global yang cepat berubah.

“Bangsa yang unggul bukanlah bangsa yang kaya sumber daya, tetapi bangsa yang mampu mengelola pengetahuan. Bangsa yang berpikir jernih, menyusun langkah strategis, dan merumuskan kebijakan yang berbasis data dan kepentingan publik,” jelas Burhanuddin.

 

Dia menyoroti bahwa Indonesia masih tertinggal dari negara lain dalam jumlah lembaga think tank. Saat ini, Indonesia hanya memiliki sekitar 37 lembaga, jauh di bawah Amerika Serikat yang memiliki lebih dari 2.000, China sekitar 1.400, India sekitar 600, bahkan Vietnam mencapai 180 lembaga.

“Ini bukan sekadar angka, ini cermin dari kapasitas ekosistem pemikiran bangsa kita. Sebuah think tank yang kuat memiliki fungsi strategis menjadi penghubung antara ilmu, invention, inovasi, dan kebijakan,” tandasnya.

Prasasti diperkuat oleh berbagai tokoh nasional dari beragam latar belakang. Pada jajaran Dewan Penasihat terdapat Burhanuddin Abdullah (Gubernur BI 2003-2008), Gandi Sulistiyanto (Dubes RI untuk Korsel 2021-2023), Ellyus Achiruddin dan Prijono Sugiarto.

Dewan Pengawas Prasasti mencakup tokoh-tokoh seperti Soedradjad Djiwandono (Gubernur BI 1993-1998), Fuad Bawazier (Menkeu 1998), Jimly Asshiddiqie (Ketua MK 2003-2008), Ronald Waas, Ilya Avianti dan Laode Masihu Kamaluddin.

Adapun Dewan Pakar Prasasti beranggotakan figur-figur teknokrat seperti Chatib Basri (Menkeu 2013-2014), Arcandra Tahar (Wamen ESDM 2016–2019), Erica Soeroto, Halim Alamsyah, Nawal Nely dan Pramudya A Oktavinanda.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement