JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak hanya menaikkan tarif dagang 100% untuk produk impor dari China, tetapi juga memperketat ekspor suku cadang pesawat Boeing ke Negeri Tirai Bambu. Langkah ini merupakan respons atas kebijakan China yang memperketat ekspor mineral tanah jarang ke AS.
Trump diketahui sangat sering menggunakan Boeing dalam upaya agresifnya untuk merombak perdagangan global sejak menjabat pada Januari 2017. Selama perselisihan dengan Beijing, Trump pernah memerintahkan maskapai untuk sementara waktu menghentikan pengiriman jet Boeing baru pada April 2017.
"Kami memiliki banyak hal, termasuk yang terpenting adalah pesawat terbang. Mereka (Tiongkok) memiliki banyak pesawat Boeing, dan mereka membutuhkan suku cadang, dan banyak hal seperti itu," kata Trump, dilansir dari Reuters, Sabtu (11/10/2025).
Padahal, menurut laporan Bloomberg, Boeing sedang dalam pembicaraan untuk menjual sebanyak 500 jet ke Tiongkok pada Agustus 2017. Ini menjadi pesanan besar pertama produsen pesawat AS dari Tiongkok sejak masa jabatan pertama Trump.
"Jika pesanan itu gagal, kerugian finansial bagi Boeing kemungkinan kecil. Ini seperti amplas di kulit Boeing," ujar Analis Kedirgantaraan Leeham Co, Scott Hamilton.
Secara historis, Tiongkok menyumbang hingga 25% dari total pesanan Boeing, tetapi saat ini jumlahnya kurang dari 5%.
Menurut Cirium, maskapai penerbangan Tiongkok telah memesan setidaknya 222 jet Boeing, menurut perusahaan analitik penerbangan tersebut. Negara ini memiliki 1.855 pesawat Boeing yang beroperasi. Sebagian besar pesawat yang dipesan dan beroperasi adalah jet lorong tunggal Boeing 737 yang populer.
Larangan suku cadang atau ekspor juga akan berdampak pada CFM International, perusahaan patungan antara GE Aerospace (GE.N) dan Safran dari Prancis, yang memproduksi mesin LEAP yang digunakan pada Boeing 737 MAX. GE juga memproduksi mesin untuk 777 dan 787, dua jet berukuran lebih besar yang dipesan Tiongkok.
Saingan Boeing di Eropa, Airbus, hanya menerima 185 pesanan dari pelanggan Tiongkok. Airbus memiliki fasilitas produksi di Tianjin, yang memproduksi sekitar empat jet lorong tunggal A320 per bulan.
Tiongkok sedang berupaya untuk memulai kembali industri jet komersialnya sendiri, terutama dengan COMAC C919, pesaing A320 dan 737. Pelanggan Tiongkok telah memesan 365 unit jet buatan dalam negeri tersebut, menurut Cirium.
Kontrol ekspor AS terhadap suku cadang yang dipasok Barat untuk C919 telah memperlambat produksi pesawat tersebut secara signifikan. Hingga September, COMAC hanya mengirimkan lima dari 32 jet yang diharapkan pelanggan Tiongkok tahun ini.
(Feby Novalius)