Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Belanja Produk Perawatan Pria Tembus Rp11 T

Sandra Karina , Jurnalis-Selasa, 24 Mei 2011 |17:40 WIB
Belanja Produk Perawatan Pria Tembus Rp11 T
Ilustrasi. Foto: Corbis
A
A
A

JAKARTA - Lembaga survey Nielsen mencatat, selama 2010, pria berbelanja produk-produk perawatan hingga Rp11,89 triliun atau naik sekira 13,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp10,48 triliun.

Adapun dari angka itu, alokasi belanja untuk cologne mendominasi hingga 68,2 persen. Disusul produk pembersih muka hingga 16,6 persen, shampoo sekira 7,3 persen, sabun cair sekira 5,9 persen, hand and body lotion sekira 1,5 persen, dan pelembab wajah sekira 0,6 persen.

Associate Director Homepanel Nielsen Hellen Katherina menjelaskan, perilaku itu menempatkan pria sebagai target konsumen yang perlu dibidik oleh para produsen perawatan tubuh, karena berpotensi besar untuk mengembangkan portofolio produk mereka.

Hellen mengatakan, belanja oleh konsumen pria itu mendorong kontribusi terhadap penjualan produk perawatan total tumbuh 29 persen. Pertumbuhan penetrasi produk perawatan pria juga didorong oleh agresifitas produsen dalam mengiklankan produknya.

Nielsen mencatat, alokasi belanja iklan oleh produsen perawatan tubuh pria melonjak 25,3 persen menjadi Rp405,79 miliar dibandingkan 2009 yang sebesar Rp323,80 miliar.

“Pada 2010, porsi belanja iklan oleh produsen perawatan tubuh pria lebih banyak untuk produk cologne dan pembersih wajah, yakni masing-masing sekira 23,5 persen. Menyusul untuk produk shampoo sekira 23,1 persen, sabun cair sekira 2,9 persen, hand and body lotion sebesar 2,3 persen, dan sisanya untuk produk pelembab wajah sekira 0,9 persen,” kata Hellen di Jakarta, Selasa (24/5/2011).

Menurutnya, berdasarkan rantai distribusi, belanja produk perawatan tubuh pria lebih banyak melalui ritel modern kategori minimarket sebesar 48 persen. Lalu disusul hipermarket dan supermarket dengan porsi 33 persen. Sedangkan, melalui pasar tradisional di pinggiran kota sekira 10 persen dan di desa sekira tiga persen. Belanja melalui toko kosmetik hanya menikmati sekira enam persen.

“Dengan pertumbuhan 15 persen untuk belanja produk perawatan tubuh pria, konsumen memilih membeli produk dengan kemasan lebih besar. Sehingga, secara frekuensi, jumlah berbelanja turun 5,3 persen menjadi 4,5 kali dalam sepanjang 2010 dibandingkan 2009 yang 4,7 kali. Tapi, secara volume, naik sekira 10,8 persen menjadi 102,3 mL/gr per sekali belanja pada 2010 dibandingkan 2009 yang sekira 92,3 mL/gr per sekali belanja,” jelasnya.

Hal itu, kata dia, menunjukkan bahwa konsumen pria tidak lagi sekadar mencoba-coba produk. Sementara itu, Hellen menuturkan, konsumen pria dari kelas ekonomi atas meningkatkan belanja produk perawatan sekira 16 persen pada 2010 menjadi rata-rata Rp84 ribu per tahun dibandingkan 2009. Sedangkan, belanja konsumen kelas menengah melonjak 20 persen menjadi Rp42 ribu per 2010 dibandingkan 2009.

“Untuk itu, produsen sudah saatnya lebih fokus menggarap segmen ini. Strateginya, dengan menawarkan produk yang spesifik menjawab kebutuhan pria dan menyesuaikan pada segmen umurnya,” tutup Hellen.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement