JAKARTA - Ketua bidang Organisasi dan Pemberdayaan Daerah Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Djimanto mengatakan program hilirisasi di sektor pertambangan akan memberikan manfaat besar bagi Indonesia. Sejumlah kebijakan yang dirancang pemerintah, seperti bea keluar bakal memacu investasi pembangunan smelter di dalam negeri.
"Mau tidak mau harus bangun industri hilir di sini. Industri nasional akan bagus dan sukses. Nilai tambah masuk ke dalam negeri. Pada ujungnya kita tidak lagi bergantung impor. Seperti, impor komponen yang selama ini terjadi,” katanya, di Jakarta, Senin (23/4/2012).
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Raja Sapta Oktohari mengatakan, penerapan bea keluar tersebut jangan sampai menghambat kinerja produsen pengolahan tambang di dalam negeri.
"Industri pengolahan tambang harus gencar diimplementasikan buat pengusaha lokal. Jangan sampai pengusaha kecil tambang semua stop produksi kemudian tidak ada alternatif sehingga gulung tikar," pungkasnya.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebelumnya menyatakan, penerapan bea keluar ekspor barang tambang diharapkan bisa dilakukan secara bertahap dan minimal dimulai dari angka 25 persen.
Angka bea keluar yang relatif tinggi itu diharapkan dapat menekan laju eksploitasi bahan baku tambang.
"Saya sih maunya begitu. Saya pribadi ya,tapi kan bukan saya yang memutuskan. Itu nanti menteri-menteri terkait. Saya berpikir untuk memberikan sinyal yang positif, yang konkret. Ide itu disambut menteri dan banyak kalangan stakeholder, ini untuk menghambat nafsu orang untuk mengeksploitasi kekayaan alam kita habis-habisan," tegas Menteri Perindustrian MS Hidayat.