Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Artajasa Permudah Cicilan Pembayaran Multifinance

Artajasa Permudah Cicilan Pembayaran <i>Multifinance</i>
Ilustrasi. Foto: Corbis
A
A
A

JAKARTA - Salah satu faktor meroketnya pembiayaan sepeda motor terkait dengan kemudahan pembayaran. Seperti yang dirasakan FIF dan Adira yang menjalin kemitraan dengan PT Pos Indonesia, perbankan serta merchant lainnya.

Melalui kerja sama tersebut, debitur kedua perusahaan pembiayaan tersebut merasa lebih mudah dalam membayar angsuran kendaraan. Nasabah kini tidak harus datang ke kantor leasing untuk membayar cicilannya.

Selain bisa melakukan pembayaran melalui e-banking seperti ATM, internet banking, dan mobile banking, nasabah juga bisa membayar melalui kantor pos serta merchant lainnya. Terciptanya kemudahan pembayaran ini tidak terlepas dari dukungan perusahaan penyedia infrastruktur pembayaran, seperti Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa).

FIF dan Adira telah menggunakan sistem pembayaran Artajasa yang memiliki collecting agent yang luas. Artajasa sudah terhubung dengan lebih dari 60 institusi baik bank maupun nonbank yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia.

Melalui dukungan penyedia infrastruktur pembayaran (e-channel) tersebut pembayaran angsuran kredit multifinance menjadi lebih mudah. Konsumen pun hemat waktu dan efisien karena tidak perlu bersusah-susah bisa melakukan kewajiban angsurannya di mana-mana.

Seperti diketahui, surat Edaran Bank Indonesia No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor sebesar 25-30 persen ditengarai bakal menahan laju ekspansi perusahaan multifinance.

Dalam aturan baru itu, down payment (DP) mobil minimal 30 persen, motor 25 persen, dan mobil atau motor untuk kegiatan produktif DP minimal 20 persen.

"APPI akan merevisi target pembiayaan karena pasti akan ada penurunan dengan terbitnya aturan kenaikan down payment dari BI. Kami perkirakan pembiayaan mobil akan turun 30 persen dan sepeda motor 30 persen-50 persen," kata Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Wiwie Kurnia, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (23/4/2012).

Namun demikian, Presiden Direktur PT Federal International Finance (FIF) Suhartono menepis penilaian terpengaruhnya bisnis akibat aturan baru tersebut. Baginya, kenaikan DP tidak akan mempengaruhi bisnis FIF.

"Kalaupun berpengaruh akibat persaingan yang semakin tajam. Bagi FIF, aturan ini akan mendorong untuk lebih inovatif. Justru kebijakan DP ini akan bagus bagi pertumbuhan industri ke depan, dan FIF tetap optimistis," ujar Suhartono.

Sekadar catatan, sepanjang 2011 FIF berhasil mengucurkan kredit sebesar Rp20 triliun. Jumlah itu mengalami kenaikan 22 persen dari periode sama pada tahun lalu, sebesar Rp16,4 triliun. Total pembiayaan sebesar itu terdiri atas Rp16,5 triliun untuk booking sepeda motor baru sebanyak 1.324.821 unit dan pembiayaan sepeda motor bekas senilai Rp 2,4 triliun sebanyak 334.129 unit.

Sekadar informasi, data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyebutkan, dalam empat tahun terakhir, yakni 2008-2011, wilayah Jakarta menyerap sekitar 3,93 juta unit. Pada 2011, pertumbuhan penjualan di kawasan ini menyentuh angka tiga persen. Dalam rentang waktu itu, penjualan terendah terjadi pada 2009, yaitu sekira 831 ribuan unit.

Itu pun disebabkan, secara nasional, pada 2009, penjualan sepeda motor juga menyusut dibandingkan 2008. Penurunan itu dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan krisis ekonomi global yang merembet ke Indonesia.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement