JAKARTA - Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) mengungkapkan penerimaan bea keluar (BK) hingga 4 Juli 2012 telah terserap sekira 48 persen atau Rp11,277 triliun. Jumlah tersebut mengalami penurunan sekira Rp598,5 miliar atau 2,58 persen dari target sebelumnya sebesar Rp11,825 triliun.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan, Agung Kuswandono, mengungkapkan penurunan tersebut disinyalir dikarenakan perkembangan hilirisasi kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Indonesia.
"Pengusaha CPO ini sudah mulai mengolah produk tersebut, sehingga kalau sudah setengah jadi tarif BK-nya lebih rendah," ungkap dia kala ditemui di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Kamis (5/7/2012).
Agung melanjutkan, untuk bea masuk (BM), realisasinya sudah melewati target yang ditetapkan. Dalam periode yang sama, penerimaan BM telah mencapai sekira 56,66 persen atau sebesar Rp14,016 triliun. "Angka tersebut lebih tinggi dari target yang ditetapkan pada pertengahan tahun ini sebesar 50,96 persen atau Rp12,606 triliun," paparnya.
Selain itu penerimaan cukai juga telah melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 53,43 persen atau sekira Rp44,488 miliar, yakni pada APBN-P 2012, pertengahan tahun ini menargetkan penerimaan cukai sudah mencapai 50,96 persen atau Rp42,431 triliun.
Sekadar informasi, pemerintah menargetkan dalam APBN-P 2012 penerimaan Bea dan cukai mencapai Rp131,2 triliun. Angka tersebut terdiri dari penerimaan BM sebesar Rp24,737 triliun, BK sebesar Rp23,206 triliun, dan penerimaan Cukai sebesar Rp82,266 triliun.
(Martin Bagya Kertiyasa)