MEDAN - Petani jeruk di Kabupaten Karo Sumatera Utara terancam hama lalat buah (Drosophyla Melanogaster). Perubahan cuaca yang cukup ekstrem dan tingkat curah hujan disinyalir mendorong tingginya pertumbuhan populasi lalat buah.
Petani Jeruk di Desa Perbesi Kabupaten Karo, Rosali Tarigan menyebutkan, akibat terhentinya produksi pada libur tahun baru lalu, produksi jeruk membludak. Menurut Rosali, tidak semua buah yang layak panen, dapat dipetik karena akibat kondisi cuaca, keterbatasan tenaga serta tempat penampungan.
Kondisi itu sering membuat buah yang sudah layak panen jatuh ke tanah dan membusuk di ranting. Lalat buah yang selama ini menjadi musuh utama petani jeruk kembali dan mengancam buah yang tergolong masih sehat.
"Buah lagi banyak, enggak dipanen, jadi jualnya bertahap. Belum lagi harga enggak bagus, kita enggak mungkin panen banyak-banyak ternyata dimakan lalat buah. Kita butuh bantuan pemerintah untuk subsidinya," ujar Rosali, saat dihubungi Okezone, Senin (14/1/2013).
Sementara itu, pengumpul sayur dan buah di Kabanjahe Kabupaten Karo, Bisman Ginting membenarkan adanya penurunan kualitas buah petani. Menurutnya, sejumlah petani terpaksa memanen buah jeruknya karena sudah mulai takut dengan serangan lalat buah. Di sisi lain, dia mengaku kewalahan menjual hasil panen petani. Di samping harganya yang cukup rendah, keberadaan jeruk impor asal China membuat jeruk lokal sepi peminat.
"Kalau biasanya dari 10 buah yang ditolak ke kita, paling hanya satu yang masih muda atau sudah ketuaan. Tapi sekarang yang jenis itu pula yang paling banyak. Kita pun serba salah," tandasnya.