JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi minyak akhir 2013 mencapai 830 ribu barel per hari (bph). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan target APBN 2013 di 900 ribu bph.
"Hingga akhir Desember, kita bekerja agar produksi mencapai 830 ribu barel jangan sampai turun kembali," ungkap Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (30/01/2013).
Saat ini, menurut Rudi, produksi minyak hanya mencapai 826 ribu bph. Penurunan produksi tersebut dikarenakan sumur-sumur produksi minyak yang sudah tua serta kondisi cuaca yang buruk pada awal tahun ini.
"Di 2014, produksi minyak diharapkan mencapai 900 ribu bph. Sedangkan pada 2015 produksi minyak baru akan mencapai satu juta bph," jelas mantan wakil menteri ESDM ini.
Hal tersebut bisa terwujud dengan syarat produksi minyak dari blok Cepu dan Blok Mahakam sudah beroperasi. "Tentunya pemerintah akan melaporkannya ke DPR," tambah dia.
Selain itu, Rudi menyebut, pihaknya memiliki tiga sistem kerja yakni jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.
"Dalam jangka panjang, SKK Migas menargetkan untuk meningkatkan cadangan migas dengan mengeksplorasi yang masif," jelasnya.
Rudi menambahkan untuk jangka menengah, eks BP Migas tersebut untuk merealisasikan usaha peningkatan produksi migas terutama EOR (Enhanced Oil Recovery) pada Kontraktor Kontrak Kerjasama Migas (KKKS) dan meningkatkan kapasitas nasional dalam kegiatan industri migas.
"Di jangka pendek kami akan penyelesaian proyek fasilitas minyak terutama lapangan Banyu Urip Cepu dan penyelesaian proyek fasilitas gas terutama lapangan Masela, Tangguh, IDD, Jangkrik, Donggi Senoro dan perampingan cara bekerja dengan mengurangi masalah mikro," tandasnya.