Kemiskinan Jadi "Kudapan" Sehari-hari

JAKARTA - Sudah menjadi hal umum bagi masyarakat Indonesia jika kemiskinan menjadi pemandangan sehari-hari. Apalagi di ibu kota sekelas Jakarta. Untuk menghindari itu, masyarakat diajak optimistis menuju Indonesia yang lebih baik melalui Usaha Kecil Mikro (UKM).

Demikian disampaikan Kepala Usaha Kecil Mikro (UKM) Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Hilda Fachriza, FE, MM, saat diskusi "Ciptakan Kesempatan, Berdayakan Masyarakat, dan Perkecil Kesenjangan", di KOI Restaurant, Jakarta Selatan, Rabu (1/5/2013).

"Sudah pasti pemandangan kemiskinan menjadi kudapan kita sehari-hari. Apalagi bagi mereka-mereka yang tinggal di Ibu Kota Jakarta, di mana kemiskinan berkumpul di pemukiman kumuh tertata dengan terselubung di balik gedung-gedung tinggi nan mewah," tukasnya.

Menurut dia, kemiskinan masih menjadi masalah bagi bangsa Indonesia. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah banyak di antara penduduk Indonesia tahu bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia lebih besar dari jumlah seluruh penduduk Malaysia?

"Pada 2011, jumlah penduduk Indonesia sekira 30,1 juta jiwa. Sementara jumlah penduduk Malaysia hanya sekira 28,8 juta jiwa. Dengan penduduk miskin di sana sekira 1,1 juta siswa," jelasnya

Oleh karena itu, peran UMKM bagi perekonomian Indonesia sangat penting dalam memerangi masalah kemiskinan. Karena, apabila hanya mengharapkan pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan bagi para penduduk miskin, ini menjadi hal yang mustahil.

"Meningkatkan kebutuhan pekerja dari pelaku usaha yang telah ada merupakan solusi yang lebih kokoh dan untuk menyerap pekerja yang dengan pendidikan relatif rendah, paling mungkin dilakukan oleh usaha berskala menengah, terlebih usaha kecil dan mikro (UMKM), yang spesifikasi pekerjanya tidak seketat perusahaan besar," tambahnya.

Hilda menyimpulkan bahwa UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi salah satu masalah utama di negara ini.

"Karena dengan berkembangnya UMKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang," imbuhnya.