Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

CPO Akan Kembali Diperjuangkan pada APEC 2015

Wahyudi Aulia Siregar , Jurnalis-Minggu, 23 Juni 2013 |15:17 WIB
CPO Akan Kembali Diperjuangkan pada APEC 2015
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

MEDAN – Pemerintah tengah berupaya memasukkan komoditi Karet dan Minyak Sawit Mentah (CPO) dalam daftar produk ramah lingkungan APEC (APEC-Environmental Goals) pada gelaran Third APEC Senior Official Meeting (SOM) III APEC, yang dihelat di Medan mulai 22 Juni hingga 6 Juli 2013 mendatang.

Upaya tersebut merupakan upaya lanjutan, setelah gagal dicapai pada Second APEC SOM II, yang digelar 20-21 April 2013 lalu di Surabaya.

Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Kementerian Luar Negeri M Wahid Supriyadi mengatakan, belum masuknya komoditi CPO dan Karet dalam daftar produk ramah lingkungan APEC, membuat kedua komoditas unggulan Indonesia, khususnya Sumatera Utara, kehilangan daya saing.

"Pembahasan soal CPO akan dilakukan pada 3 Juli 2013 nanti. Pemerintah bekerjasama dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), akan menerangkan kepada Lembaga perlindungan lingkungan Amerika Serikat (EPA), terkait penelitian-penelitian yang telah dilakukan," katanya dalam konfrensi pers pembukaan SOM III APEC, di Hotel Santika Medan.

"Dengan begitu, diharapkan CPO kita akan masuk dalam produk ramah lingkungan. Kepentingan Indonesia untuk memasukkan CPO dalam kategori produk ramah lingkungan terutama karena Indonesia sebagai produsen CPO yang besar," tambahnya.

Wahid menambahkan, upaya konkret pemerintah meyakinkan negara-negara anggota APEC, pihaknya akan melakukan kunjungan lapangan. Sehingga, nantinya negara-negara anggota APEC yang selama ini menolak produk CPO dan Karet Indonesia, dapat melihat secara langsung pengelolaan kedua komoditas itu. Mulai dari pembudidayaan, hingga pengolahannya. 

“Kita cukup berang dengan pernyataan EPA yang menyebutkan jika produk biofuel kita kurang ramah lingkungan. Nah sekarang kan mereka sudah sampai disini. Nanti kita perlihatkan langsung sama mereka. Kita ingin mengubah persepsi mereka, dengan demikian mereka akan menerima produk kita sebagai produk ramah lingkungan,” tambahnya.

Sementara itu Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia, Derom Bangun mengatakan, CPO asal Indonesia dinyatakan tidak ramah lingkungan karena terlalu besar emisinya dalam industri minyak sawit. Mulai dari penanaman, pemupukan, pengolahan limbah dan lainnya. 

"Saya pikir bagus, selama ini kan yang dikeluhkan soal emisinya. Namun sekarang pemerintah sudah memenuhinya, bahkan melebihi persyaratan minimum 20 persen dari 17 persen yang diharuskan. Kalau ini berhasil, tentunya kerugian yang selama ini kita alami akibat pembelian CPO yang terus turun, dapat dianulir,” tukas dia.

Selain usulan untuk memasukkan CPO dan karet alam dalam APEC EG list, APEC SOM III di Medan juga akan membahas partisipasi Menteri Keuangan APEC pada pertemuan High Level Meeting on Health and the Economy yang diselenggarakan olek Kementerian Kesehatan.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement