JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup bergerak stagnan. Bauran sentimen yang terjadi baik di dalam negeri maupun global, telah membuat rupiah bergerak mixed.
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti, mengungkapkan kinerja perdagangan yang positif cenderung menopang membaiknya Current Account Indonesia pada periode mendatang, hingga memberi sentimen positif untuk rupiah.
"Komitmen Bank Indonesia (BI) untuk mengawal rupiah ditunjukkan dengan kesiapan bank sentral mensuplai dollar di pasar valas domestik," kata dia dalam risetnya di Jakarta, Selasa (2/7/2013).
Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, mengatakan bahwa data inflasi Juni sebesar 1,03 persen masih di bawah konsensus para analis 1,09 persen, dan masih relatif aman di tengah tekanan ekspektasi inflasi yang cukup tinggi karena antisipasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dibarengi dengan persiapan puasa.
"Sedangkan rupiah masih dalam kisaran lebar antara Rp9.900-Rp10.000 per USD dengan penjagaan BI," katanya.
Kurs tengah Bloomberg mencatat rupiah berada di kisaran Rp9.936 per USD, dengan kisaran perdagangan Rp9.930-Rp9.995 per USD. Sementara Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di Rp9.940 per USD, dengan kisaran perdagangan Rp9.890-Rp9.990 per USD.
(Martin Bagya Kertiyasa)