JAKARTA - Direktur Utama PT Ilthabi Rekatama, Ilham Habibi mengatakan masyarakat Indonesia harus mampu berfikir besar terkait dengan pasar kedirgantaran di Indonesia. Menurut dia, saat ini Indonesia memilik peluang dan potensi yang banyak sekali untuk kedirgantaraan.
Ilham menyatakan, banyaknya peluang terlihat dari kejadian di mana setiap tahunnya, ada sembilan juta sepeda motor yang masuk ke dalam pasar Indonesia, akan tetapi tidak ada satupun dari sembilan juta sepeda motor bermerek atau hasil buatan dari Indonesia.
"Mengenai dirgantara, ini kita harus belajar berfikir besar, peluang di Indonesia banyak sekali, Indonesia punya potensi untuk membuat proyek, kita setiap tahun ada 9 juta yang di jual di Indonesia tapi merknya enggak punya, karena kita memang suka impor atau tidak suka dengan produksi sendiri," ucap Ilham di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (19/8/2013).
Dengan masalah seperti itu, Ilham menyebutkan hal kedirgantaraan merupakan tanggung jawab bangsa Indonesia semua. Pasalnya, Indonesia merupakan negara yang sangat kaya, dimana banyak komoditas di Indonesia yang harganya sudah tergantung dengan harga dunia.
"Kedirgantaraan kita, ini yang menjadi masalah kita bersama, karena Indonesia itu negara kaya, semuanya punya, kita sekarang baru merasakan semuanya komoditas, yang tergantung oleh harga dunia," tambahnya.
Selain itu, kata Ilham, peluang dan potensi pasar kedirgantaraan di Indonesia mampu sukses di Indonesia sendiri maupun sukses secara global.
"Karena kalau ada yang berhasil di Indonesia maka akan berhasil di negara orang, sebelum mengekspornya ke luar dengan mengembangkan industri dalam negeri, industri dirgantara, yang besar itu ada Boeing dan Airbus, Kita punya peluang, yang tidak hanya sukses di Indonesia maupun di global," tuturnya.
Namun, dengan berpotensi mampu sukses secara global, saat ini tantangan yang nyata sudah ada di depan mata, yaitu masalah infrastruktur. Di mana lemahnya infrastruktur mampu membuat lemahnya ekonomi di negara sendiri.
"Lemahnya infrastruktur membuat lemahnya ekonomi kita, infrastruktur menjadi tantangan, Kita harus mengandalkan modus transportasi udara, ini merupakan peluang," pungkasnya. (wan)
(Widi Agustian)