JAKARTA - Kelompok usaha Bosowa menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD1 miliar pada 2012.
"Tahun ini kita siapkan dana hampir USD1 miliar," ungkap CEO Bosowa Erwin Aksa di Kantor PLN Pusat, Jakarta, Kamis (22/3/2012).
Dana tersebut di antaranya digunakan untuk pembangunan pabrik pengolahan nikel atau smelter di Jeneponto serta untuk membangun beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Pembangunan pabrik smelter tersebut melalui anak usahanya yaitu PT Bosowa Metal Industri akan membangun pabrik pengolahan nikel atau smelter senilai USD330 juta. Menurutnya, pembangunan tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah terkait dengan larangan ekspor bijih mentah 2014 mendatang.
Adapun dana tersebut diperoleh dari pinjaman bank yang berasal dari dalam dan luar negeri. Bank dalam negeri setidaknya tiga sampai empat bank yang sudah berkomitmen, sedangkan dari luar negeri adalah bank dari China.
Selanjutnya, untuk PLTU melalui anak usahanya yang lain yaitu PT Bosowa Energy sebesar 2x125 megawatt (mw) senilai USD250 juta. Pembangunan PLTU tersebut berlokasi di Jeneponto, Sulawesi Selatan. Selain itu Bosowa juga tengah menyusun rencana untuk pembangunan PLTU Jeneponto tahap II dengan investasi USD300 juta.
Sementara itu, saat disinggung mengenai kapan perusahaan akan melantai di pasar modal, dia mengaku perusahaan akan melakukan aksi korporasi tersebut setidaknya lima tahun mendatang. "Tunggu size lebih besar. Seperti pabrik semen yang kita punya, saat ini baru produksi 3,5 juta ton. Lima tahun ke depan bisa 10 juta ton, targetnya itu," tandasnya.
(Widi Agustian)