Bank Mandiri Masih Kaji Lepas Obligasi Rekap ke Pasar

Yuni Astutik, Jurnalis
Senin 30 April 2012 14:00 WIB
Bank Mandiri. Foto: okezone
Share :

JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menawarkan obligasi rekap yang dimilikinya sebeasar Rp78 triliun. Untuk itu, perseroan masih akan melakukan kajian atas penawaran pasar.

"Kita akan lihat apa yang ditawarkan pasar. Lalu kita akan lihat apa yang bisa kita berikan kompensasinya," kata Wadirut Bank Mandiri Riswinandi, di Jakarta, Senin (30/4/2012).

Kedua, dia menambahkan, obligasi rekap tersebut dapat dikonversi menjadi SBN yang bunganya lebih rendah daripada SBI, yakni hanya dua persen. Dia juga menawarkan kepada Bank Indonesia (BI) untuk membeli obligasi rekap tersebut.

Ketiga, dia mengatakan, jika Kementerian Keuangan (Kemenkeu) juga dapat melakukan profilling atas obligasi tersebut. "Atau kalau tidak, bisa juga dengan mengonversi obligasi rekap dengan surat utang lainnya," tukasnya.

Sekadar informasi, Bank Mandiri berniat segera menuntaskan rencana melepas obligasi rekapitalisasi berstatus Available for Sale (AFS) untuk bisa semakin mendorong ekspansi perusahaan.

Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengungkapkan saat ini ada tiga strategi yang disiapkan Mandiri untuk melepas obligasi rekapitalisasi AFS senilai Rp54 triliun. Pertama, menjual langsung ke pasar. Kedua, menjual ke Bank Indonesia untuk digunakan sebagai instrumen moneter. Ketiga, mengupayakan agar pemerintah melakukan buy back obligasi rekapitalisasi, dalam hal ini adalah Kementerian Keuangan.

"Mudah-mudahan dengan tiga upaya tersebut, level rekap bond Bank Mandiri bisa menurun dan hasil penjualan rekap bond ini menghasilkan dana tunai yang bisa digunakan untuk penyaluran kredit atau fingsi intermediasi Bank Mandiri," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini.

Dia mengatakan, penjualan obligasi rekap perlu dilakukan mengingat adanya penurunan yield sejak perubahan referensi dari SBI 3 bulan menjadi SPN 3 bulan yang yield-nya tiga persen. Jika obligasi rekap tetap dipertahankan, maka bisa menurunkan kinerja Bank Mandiri.

"Kalau dana pihak ketiga (DPK) deposito dipakai untuk membiayai obligasi rekap sekarang bisa enam persen, padahal yield SPN tiga bulan tiga persen dapat terjadi negative spread dari obligasi rekapitalisasi," jelas Zulkifli.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya