JAKARTA - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku pihaknya mulai menjajaki kemungkinan memanfaatkan bahan bakar gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) untuk kapal laut. Langkah ini dilakukan untuk menekan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Pelaksana Tugas Dirjen Migas A. Edy Hermantoro mengatakan, konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas merupakan salah satu kegiatan prioritas pemerintah untuk menekan subsidi BBM. Selain membagikan konverter kit untuk kendaraan dinas dan kendaraan umum, saat ini mulai dijajaki kemungkinan memanfaatkan bahan bakar LNG untuk kapal laut.
"Selama ini kan kapal laut terutama kapal perintis masih menggunakan BBM subsidi jenis solar. Kalau menggunakan gas, lumayan bisa mengurangi subsidi BBM,” kata Edy dikutip situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Sabtu (26/1/2013).
Edy menambahkan, penggunaan LNG untuk transportasi laut sudah dilakukan di sejumlah negara di Benua Eropa dan berhasil baik. Meski BBM diganti ke gas, mesin kapal tidak perlu diganti karena nantinya bahan bakar yang dipakai merupakan kombinasi antara LNG dan solar.
“Berbeda dengan gas untuk transportasi darat, kalau gas habis switch menggunakan BBM. Namun kalau untuk kapal laut ini, kombinasi keduanya. Mungkin 50 banding 50 atau 60 banding 40,” jelas Edy.
Menurut Edy untuk penjajakan ini, Kementerian ESDM akan bekerja sama dengan Shell. Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan pendataan jumlah kapal perintis di Indonesia agar dapat diketahui jumlah konverter kit yang akan dibagikan. Sebelumnya, Kementerian ESDM telah membagikan 52 konverter kit untuk angkutan sungai di Kalimantan.
"Sementara itu untuk transportasi darat, Pemerintah telah membagikan 1.500 konverter kit untuk kendaraan dinas dan kendaraan umum yaitu 500 unit tahun 2011 dan 1.000 unit tahun 2012," tutup Edy.