JAKARTA - Ketidaktegasan pemerintah dalam menentukan arah kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu risiko yang diperhitungkan investor sehingga memicu aksi jual investor asing.
Jika pemerintah menaikkan harga BBM saat ini, akan ada risiko inflasi tinggi karena akan disusul dengan tahun ajaran baru, Ramadan dan Idul Fitri.
“Kekhawatiran terhadap meningkatnya risiko inflasi ini lah yang memicu aksi sell off yang dilakukan investor asing,” jelas analis RHB OSK Securities Samuel Wang, di Jakarta, Selasa (11/6/2013).
Selain itu, adanya indikasi kenaikan BI Rate pada meeting bulanan BI Kamis 13 Juni turut membuat pasar saham semakin melemah hari ini. Pemodal asing terlihat masih agresif dalam melakukan tekanan jual. Hingga akhir dari sesi pertama saja, pemodal asing telah melepas saham senilai Rp986,24 miliar.
“Angka ini merupakan sebuah peningkatan yang signifikan karena pada beberapa hari terakhir, aksi jual pemodal asing hingga akhir sesi pertama, biasanya hanya berkisar antara Rp500 miliar-Rp700 miliar,” jelas dia.
Peningkatan aksi jual asing ini, membuat IHSG kembali terkoreksi tajam pada penutupan sore ini, 167,41 poin atau 3,50 persen dan ditutup di level 4.609,94.
(Widi Agustian)