Harga Minyak Mentah Buat Rupiah Sentuh Rp12.000

JAKARTA - Anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tak bisa dipungkiri selama sepekan. Rupiah selama sepekan bergerak di kisaran Rp11.950-Rp12.070 per USD berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.

Menurut Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, hal ini disebabkan adanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap potensi terganggunya Neraca perdagangan.

"Padahal laju USD sedang melemah seiring penilaian pertumbuhan AS output dan new home sales akan melambat namun, karena Yuan bergerak melemah dan pelaku pasar cenderung beralih ke Yen maka Rupiah pun tetap berada di zona merahnya," ujar Reza dalam risetnya, Jakarta, Minggu (29/6/2014).

Sebenarnya, lanjut Reza, tidak banyak yang dapat diungkapkan selain kembali melihat Rupiah yang terpuruk. Padahal laju dolar masih melemah seiring adanya perkiraan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya di tingkat rendah dalam beberapa bulan ke depan.

"Apalagi di pasar komoditas, laju harga minyak mentah juga sedang turun karena beredar spekulasi bahwa kisruh yang terjadi di Irak tidak akan mengganggu produksi minyak," ujarnya.

Tetapi, menurutnya, karena masih adanya kekhawatiran tersebut maka Rupiah pun tetap anjlok. Anjloknya sejumlah mata uang emerging market seiring respon negatif terhadap melonjaknya kembali harga minyak global memberikan sentimen negatif terhadap laju Rupiah yang masih melanjutkan laju pelemahannya.

Di sisi lain, pernyataan dari BI bahwa pelemahan Rupiah diperlukan untuk meningkatkan ekspor membuat Rupiah makin melemah dan pelaku pasar pun semakin menjauhi Rupiah. Berkurangnya sentimen kenaikan harga minyak dan masih melemahnya USD juga tidak mampu menahan pelemahan Rupiah di akhir pekan.

(Fakhri Rezy)