LONDON - Kota Hong Kong tidak lagi menjadi kota termahal di dunia bagi para pekerja. Posisi Hong Kong kini diganti oleh London, setelah enam tahun London tidak bisa mengalahkan kota-kota di Asia sebagai kota termahal.
Menurut riset yang dilakukan Konsultan Properti Savills, yang dilansir dari Property Report, Kamis (25/9/2014) ada 12 kota di dunia yang menjadi kota global. Kota-kota ini merupakan kota yang menjadi sarangnya para pekerja ekspatriat. Savills mencatat, pekerja yang tinggal di London biasanya menghabiskan biaya hidup rata-rata USD120,568 tahun ini hingga Juni 2014, atau naik 38,7 persen sejak 2008.
Sementara itu di Hong Kong, yang kini berada di posisi kedua, biaya hidup tahunan rata-ratanya mencapai USD115,717. Data ini diambil dari Savills Live/Work Index tahun ini.
"Sewa perumahan oleh pekerja asing di Hong Kong, telah mengalami penurunan 30 hingga 40 persen karena perusahaan multinasional yang bergerak di sektor perbankan dan keuangan dan ritel saat ini lebih konservatif dalam merelokasi anggaran," kata Direktur Senior Savills bagian Sewa Perumahan Hong Kong Edina Wong.
Sementara itu, di posisi ketiga adalah New York, dan diikuti oleh Paris di posisi keempat. Kota Tokyo menurun dari posisi ketiga ke posisi kelima, akibat depresiasi Yen yang akhirnya memicu biaya hidup di kota. Seorang karyawan di Tokyo rata-rata menghabiskan USD76,211 dalam satu tahun terakhir untuk biaya hidupnya. Sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata biaya hidup Singapura yakni USD74,890 yang berada di posisi keenam.
Di posisi ketujuh, delapan, sembilan dan sepuluh berturut-turut ada kota Moscow, lalu Sydney, Dubai, dan Shanghai. Dan di posisi sebelas dan dua belas adalah Rio de Janeiro dan Mumbai.
"Tahun ini pertumbuhan harga real estat di sejumlah kota di dunia jauh lebih kecil. Dan kami berharap tren perlambatan ini membuat aktivitas pasar bergeser ke kota lapis kedua," kata Head of Research Savills, Yolanda Barnes.
(Widi Agustian)