MALANG-Keberadaan sapi-sapi impor yang mulai masuk ke wilayah Malang menjelang Hari Raya Idul Adha tidak mempengaruhi penjualan sapi lokal. Daging dan sapi hidup lokal tetap diminati masyarakat dibanding sapi impor.
Masuknya sapi impor asal Australia ini diketahui setelah sejumlah sapi impor masuk ke rumah potong hewan (RPH) di Malang, Jawa Timur. Di RPH Kota Malang misalnya, dari 40 ekor sapi yang dipotong setiap hari, ada lima sampai enam ekor sapi impor.
"Harga sapi lokal lebih mahal tapi diminati masyarakat," kata Direktur RPH Kota Malang, Djoko Sudadi, Kamis (2/10/2014).
Menurutnya, sapi lokal hidup dihargai sebesar Rp 45 ribu per kg, sedangkan sapi impor harganya Rp 36 ribu per kg. Djoko menegaskan, masyarakat lebih memilih daging sapi lokal untuk konsumsi sehari-hari karena daging sapi impor lebih banyak mengandung lemak.
Ia juga menjamin kebutuhan sapi lokal untuk Idul Adha tidak ada masalah kendati sapi impor masuk Malang. Sapi impor ini, kata Djoko, masuk ke Malang melalui Jawa Barat sebelum tiba di rumah penggemukan hewan Agrisatwa di Gondanglegi Kabupaten Malang.
Ketua Himpunan Pengusaha Muslim Indonesia (HIPMI) Seksi Jagal Sapi, Abu Hasan, membenarkan masuknya sapi impor di Malang sejak sebulan terakhir. Ia juga mengaku tidak ada pengaruhnya terhadap sapi lokal karena tetap diminati masyarakat meski harganya naik seperti biasanya.
"Harga sapi lokal sudah naik dari sebelumnya Rp 16 juta per ekor menjadi Rp 17,5 juta per ekor," ujar Abu Hasan.
(Rizkie Fauzian)