Meski banyak masyarakat yang menjerit, namun kenaikan harga beras ini disambut baik oleh petani. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menilai kenaikan ini menguntungkan petani.
"Gabah kan memang lagi mahal harganya sudah sampai Rp4.600, kalau sudah di atas Rp4.500 harga jual memang pasti di atas Rp10.000, jadi wajar-wajar saja," ungkap Wakil Ketua HKTI, Rachmat Pambudi kepada Okezone, Selasa (24/2/2015).
Menurutnya, kenaikan harga harga gabah ini terjadi karena memang panen yang minim, sementara permintaannya sangat banyak. "Gabah tinggi karena panen sedikit, jadi harga naik wajar, produksi kurang tapi demand tinggi, kalau produksi mencukupi pasti gak mahal," tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, Perum Bulog selaku penstabil harga beras di pasar siap mengalokasikan 400.000 ton beras ke pasar. JK menuturkan, pengalokasian tersebut juga sebagai langkah pemerintah dalam meredam tingginya harga beras yang saat ini tengah terjadi.
(Martin Bagya Kertiyasa)