"SPSI akan turun melakukan aksi untuk pertama kalinya tahun ini, lebih dari 50 ribu anggota akan meramaikan acara May Day," ucap Ketua Harian Konfederasi SPSI, Sjukur Sartono, di Kantor Apindo Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Dia menuturkan, berkembangnya isu dana pensiun dan ketidakjelasan BPJS Kesehatan juga akan diperjuangkan pada hari buruh internasional tersebut. Dia menilai, jika BPJS kesehatan kenyataan di lapangan sulit diterapkan.
Dia mengatakan, kesulitan mengikuti jaminan tersebut misalnya dari rujukan-rujukan yang harus diikuti, banyak yang meninggal karena harus rebutan. "Untuk menjaga aksi tersebut, SPSI akan melakukan aksi di daerah jalan Thamrin," ucapnya.
"Ternyata di lapangan agak sulit ikuti kesepakan dan sulit ikuti jaminan yang diberikan Banyak anggota kita yang rujukan yang sudah meninggal, berebut," katanya.
"Kunjungan kesehatan itu total 5 persen, sekarang 30 persen, Banyak yang rebutan. Belum siap dengan yang dibutuhkan, RSUD, di puskesmas harus nunggu empat jam sudah paling cepat. Pemerintah juga masih utang pada vendor BPJS kesehatan lebih dari Rp16 triliun," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)