HT Beberkan Alasan Tingginya Kesenjangan Sosial dalam Rembug Ekonomi

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Selasa 06 Oktober 2015 15:54 WIB
CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo mengumpulkan para pakar ekonom nasional hari ini. Hal tersebut dalam acara Rembug Ekonomi Nasional HUT 1 Tahun Partai Perindo dengan tema Memacu Lari Ekonomi, Sampai Kapan Rakyat Bertahan?.

HT menjelaskan, pada dasarnya Perindo didirikan berdasarkan untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan ekonomi, khususnya masyarakat kelas bawah seperti para buruh, petani, hingga nelayan. Namun, sejak orde baru, fokus pembangunan ekonomi lebih kepada mengejar proyek besar, tanpa memikirkan ekonomi mikro.

"Pada tanggal 8 Oktober nanti, Perindo genap satu tahun. Tadi Pak HS Dillon bilang angkat pertanian. Kondisi lihat sekarang pembangunan ekonomi fokus pada masyarakat menengah ke atas. Sudah sejak Orde Baru kita fokus proyek besar. Ini sebabkan makin lama kesenjangan sosial melebar," tegas HT di Jakarta, Selasa (6/10/2015).

"Masyarakat di tatanan bawah selalu ketinggalan. Apalagi dengan kita saat ini makin kelihatan sekali," sambungnya.

Menurut HT, yang terpenting saat ini adalah bagaimana mencari solusi secara seksama dalam permasalahan ekonomi nasional.

"Kita juga banyak kontradiksi, tanah subur tapi kita enggak swasembada lagi. Laut luas tapi kita impor garam, impor BBM," tegas HT.

Selain itu, HT menilai bahwa selama ini pemerintah kurang berjuang untuk masyarakat ekonomi lemah. Untuk itu, harus segera dibangun edukasi dan pemberian modal bagi sektor UMKM.

"Itu UMKM butuh modal murah, pelatihan, edukasi kurang dan proteksi (perlindungan). Supaya mereka tumbuhnya bisa lebih cepat dari masyarakat menengah atas. Petani juga, masalahnya lahan dan modal. Kita hadapi pasar bebas dan sulit mereka bersaing. Nelayan dan buruh juga sama. Itu basis perjuangan kami," tukasnya.

(Rizkie Fauzian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya