TANGERANG - Pada penutupan Jumat lalu, nilai tukar Rupiah berada pada level Rp13.587 per USD. Nilai tukar Rupiah ini memang tercatat mengalami pelemahan akibat sentimen Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve yang berencana akan menaikkan tingkat suku bunga dalam waktu dekat.
Ekonom Bank Permata, Joshua Pardede, mengatakan pelemahan nilai tukar Rupiah ini hanya akan terjadi hingga akhir kuartal II-2016. Pasalnya, Rupiah diyakini akan stabil setelah the Fed mengumumkan kenaikan suku bunga.
"Memang saat ini banyak yang melakukan aksi jual beli. Tpi saya pikir ini hanya sementara. BI juga telah mengantisipasi sejak awal," jelasnya di Hotel Aryaduta, Tangerang, Sabtu (28/5/2016).
Namun, Rupiah masih memiliki peluang untuk melemah di luar faktor the Fed. Salah satunya adalah karena pembayaran utang dan pengembalian keuntungan perusahaan asing ke negara asal. Untuk itu, pemerintah harus bersiap untuk mengantisipasi pelemahan Rupiah terhadap ekonomi Indonesia.
"Rupiah saat ini cenderung melemah di luar faktor Fed yang membuat pernyataan kenaikan suku bunga lebih awal. Rupiah di kuartal dua sendiri juga berpotensi melemah karena pembayaran utang, impor, dan dividen," tukasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)