JAKARTA – Nilai tukar Rupiah saat ini masih menunjukkan pelemahan. Pelaku pasar pun masih menunggu keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga yang berdampak pada anjloknya nilai tukar Rupiah.
Namun, menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, pelemahan nilai tukar Rupiah ini merupakan hal yang wajar. Pasalnya pada kuartal II setiap tahunnya nilai tukar Rupiah memang selalu tertekan, terlepas dari rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga.
"Enggak apa-apa. Kita tahu sekarang ini kita memasuki kuartal II-2016. Kebiasaan di kuartal II itu, selain ada pengaruh di luar negeri, juga ada kewajiban luar negeri yang harus dilakukan oleh korporasi. Contohnya, pembayaran dividen atau pembayaran kewajiban luar negeri," kata Agus saat ditemui usia diskusi mengenai stabilitas sistem keuangan di Kantor Pusat BI, Jakarta, Senin (30/5/2016).
Menurut Agus, pelemahan Rupiah ini hanya bersifat sementara. Nantinya, Rupiah akan mengalami penguatan apabila sudah terdapat kepastian kenaikan suku bunga dari The Fed. "Kita harapkan ini bisa kita hadapi, dan memasuki kuartal III ini sudah jauh lebih tenang," jelasnya.
[Baca juga: Rupiah Rp13.643, Harap-Harap Cemas Menanti Fed Rate Naik]