TERPOPULER: DPRD Desak Pemkot Beli Rumah Bung Karno

Koran SINDO, Jurnalis
Kamis 23 Juni 2016 19:28 WIB
Share :

SURABAYA – DPRD Kota Surabaya mendesak agar pemerintah kota dapat mengelola aset cagar budaya yang ada di Surabaya lebih baik lagi. Salah satunya adalah rumah kelahiran presiden pertama Soekarno. Hal itu menyusul terjadinya pembongkaran bekas rumah Bung Tomo beberapa waktu lalu.

Rumah yang terletak di Jalan Pandean, Surabaya itu didesak agar tidak bernasib sama dengan Rumah Bung Tomo yang terbengkalai kemudian dibongkar.

"Yang seperti ini harus menjadi perhatian. Langkah paling solutif adalah membeli rumah itu. Pemkot Surabaya harus segera mengambil alih aset tersebut dari pemilik yang saat ini menghuni," kata Ketua DPRD Surabaya Armuji saat melakukan pertemuan dengan berbagai pihak berkaitan dengan cagar budaya kemarin.

Armuji meyakini, ketika pengelolaan bangunan cagar budaya tersebut berada di tangan Pemkot Surabaya, akan aman. Tidak hanya itu, pemeliharaannya juga lebih terjamin. "Apanya yang sulit. Anggaran juga sudah ada. Sudah beli saja berapa yang ditawarkan," kata dia.

Permintaan Armuji ini juga disampaikan langsung kepada Pemkot Surabaya melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Wiwiek Widayati Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Agus Imam Sonhaji serta perwakilan PU Bina Marga Kota Surabaya dan pemerhati cagar budaya.

Kepala Disbudpar Wiwik Widayati mengaku, rencana pembelian sudah pernah dilakukan Pemkot Surabaya beberapa waktu lalu. Namun, negosiasi harga untuk rumah tersebut berjalan alot. Bahkan, pendekatan melalui pihak kelurahan dan kecamatan di wilayah bangunan tersebut berdiri juga gagal. “Pemilik rumah (Djamilah) bersikukuh minta Rp5 miliar. Ini yang membuat kami keberatan,” katanya.

Kendati demikian, Ketua DPRD Surabaya Armuji menilai harga tersebut realistis. Selain nilai historis yang tinggi di mana termasuk ke dalam kategori A, Pemkot Surabaya juga punya cukup anggaran. “Nominal segitu tidak berat bagi Pemkot. Ini tujuannya agar jangan sampai tiba-tiba hilang lagi atau dibeli. Kita kan mencegah,” ujar dia.

Terpisah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini justru menanggapi dingin soal rencana pembelian rumah kelahiran Bung Karno. Risma merasa jengkel dengan sikap pemilik rumah yang cenderung bersikap arogan. “Soalnya waktu itu ditawarkan Rp700 juta. Kita sudah mau beli, eh tiba-tiba naik jadi Rp1 miliar. Nah , sekarang informasinya ditawarkan Rp5 miliar. Ini kan ndak bener,” tuturnya.

Menurut Risma, keluarga pemilik rumah cenderung memanfaatkan niat baik Pemkot Surabaya. “Kami sudah berupaya. Nah, kalau kondisinya seperti itu, aku kan gak bisa langsung menyetujui (pembelian) itu,” ungkap Risma.

(Rizkie Fauzian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya