Pemanasan Global Akan Membuat Perekonomian Asia Menderita

Agregasi Sindonews.com, Jurnalis
Selasa 19 Juli 2016 16:49 WIB
Ilustrasi : Reuters
Share :

Laporan ini menyatakan negara berpenghasilan rendah dan menengah mungkin akan kehilangan produktivitas dari pemanasan iklim, kendati mereka berkontribusi sedikit atas penyebab perubahan iklim dalam bentuk polusi gas rumah kaca. Sedangkan, negara-negara kaya mempunyai sumber daya keuangan dalam menghadapi perubahan iklim.

Cuaca panas ekstrem mungkin akan membatasi pekerjaan seperti tenaga kerja berat, pertanian, dan manufaktur. Namun memiliki potensi untuk meningkatkan kesenjangan antara kaya dan miskin. Selain itu, permintaan untuk AC di kantor-kantor, pusat perbelanjaan, dan rumah cenderung melambung akibat kenaikan suhu. Namun membuat ketergantungan listrik semakin besar.

Seperti dilansir Bloomberg, hal ini akan membuat kota seukuran Bangkok memerlukan sebanyak 2 gigawatts untuk setiap kenaikan suhu 1 derajat Celcius.

“Karena itu, kita harus berpikir lebih hati-hati tentang pola pembangunan perkotaan,” kata Anthony Capon, seorang professor di International Institute for Global Health. Sambung Capon, negara-negara berpenghasilan tinggi memiliki kapasitas lebih untuk melindungi rakyat mereka dari dampak kesehatan atas perubahan iklim. Orang-orang di negara-negara miskin yang paling berpengaruh.

Lantas menghadapi perubahan iklim itu, lebih dari 190 negara sepakat mengadakan langkah-langkah membatasi pemanasan global pada Desember mendatang di Paris, Prancis. Sekira 55 negara yang mewakili 55 persen dari emisi gas rumah kaca dunia harus meratifikasi perjanjian pada tahun 2020. Para pejabat PBB berharap kesepakatan tersebut mulai berlaku tahun ini.

(Raisa Adila)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya