JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan pertemuan dengan Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo). Ketum Aptindo Franciscus Welirang mengungkapkan, pertemuan ini sebatas perkenalan lantaran ini pertama kalinya asosiasi bertemu dengan Airlanggar Hartarto sebagai Menteri Perindustrian.
"Beliau kita laporkan bagaimana perkembangan industri terigu secara nasional dan turunannya. Kemudian agenda yang berjalan supaya ada lanjutannya," ujarnya di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (16/9/2016).
Direktur PT Indofood Sukses Makmur ini juga menjelaskan mengenai realisasi impor gandum yang meningkat ternyata untuk tepung untuk pakan ternak, bukan tepung untuk industri.
Berdasarkan laporan yang disampaikan, terjadi peningkatan impor di enam bulan pertama 2016 sebesar 5,7 juta ton atau naik cukup signifikan dibandingkan periode yang sama di 2015 sebesar 3,9 ton
"Kami laporkan ini meningkat akibat peningkatan terbesar dari gandum untuk industri pakan ternak. Selama 6 bulan kemarin data kami bahwa industri pakan ternak mengimpor 1,2 juta ton, sedangkan industri terigu kami tumbuh dibandingkan tahun lalu 6 persen. Jadi supaya jangan kaget gitu istilahnya,"ujarnya.
Senada Franky yang juga Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menjelaskan, pertemuan dirinya dengan Menperin di bawah AEI hanya sebatas silaturahmi. Pasalnya, Menteri Airlangga mantan Ketua AEI dan saat ini sebagai penasihat AEI.
"Jadi kami ke sini untuk bertemu, Pak Menteri tanyakan apa yang bisa dibantu Kemenperin untuk emiten industri. Langkah ke depannya kami akan lakukan pertemuan dengan seluruh emiten industri bersama Pak Menteri,"tandasnya.
Di kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga meminta industri terigu menggenjot ekspor hingga USD1 miliar. Franky panggilan akrab pria ini, mengatakan, bahwa industri siap merealisasikan target tersebut.
"Dalam waktu dua tahun (kata Franky ke Menteri). Karena tahun kemarin sudah mencapai USD735 juta. Jadi itu kurang lebih, jadi beliau menanyakan kapan, kita harapkan 2018," ujarnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)