Suteja, yang juga Presiden Direktur PT Grahabuana Cikarang, mengungkapkan, perseroan sudah meluncurkan produk properti di Jababeka Residence sejak 2013. Langkah itu merupakan titik awal Jababeka mengubah target pasar yang dibidik. “Memang dulu kebutuhannya adalah hunian menengah ke bawah dan sudah kami penuhi pembangunannya. Sekarang kebutuhannya bergeser menjadi kelas menengah atas dan atas,” sebutnya.
Dia menuturkan, fase pertama pembangunan Jababeka Residence meliputi hunian dan area komersial dimulai pada 2015 dan diperkirakan selesai pada 2019. Sementara itu, di Semarang Barat, Jawa Tengah, tengah dikembangkan menjadi kota mandiri dan terpadu yang menyediakan hunian terencana.
“Kami akan mewujudkan Semarang Barat, yaitu kawasan Bukit Semarang Baru (BSB) sebagai kota yang mandiri sebagai kawasan terpadu. Menyediakan hunian terencana tidak hanya permukiman, tetapi juga restoran, perbankan, sekolah, perguruan tinggi, kawasan industri, dan masih banyak lagi,” tutur General Manager BSB Nur Cahyo Wibowo.
Dia menuturkan, wilayah Semarang Barat memang tidak berada di pusat kota. Karena itu, konsumen yang tinggal di BSB tak perlu harus jauh-jauh ke pusat kota untuk bekerja, makan, bersekolah, dan aktivitas lainnya. Di sini sudah ada pengembangan sejumlah kantor industri, sekolah, restoran, perbankan dan lainnya. “Nantinya Semarang Barat atau kawasan BSB akan menjadi kota yang mandiri. Semuanya ada di sini,” ucap Cahyo.
Total lahan kawasan BSB sebesar 1.100 hektare yang memiliki kawasan yang terbagi dalam beberapa lokasi, yaitu BSB City, BSB Jatisari dan BSB Village. Luas BSB Jatisari total ada sekitar 200 hektare dan sekitar 2.000-3.000 unit rumah terjual habis.
(Raisa Adila)