JAKARTA - PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS) mencatatkan penurunan laba bersih pada tahun 2016. Emiten jasa transportasi laut itu membukukan laba bersih Rp231 miliar atau turun 27% dari raihan laba tahun 2015 sebesar Rp317 miliar.
Perseroan mengklaim penurunan harga rata-rata barang tambang dan peningkatan beban jasa serta beban usaha menjadi faktor penurunan profitabilitas pada tahun ini.
Direktur TMAS Harry Haryanto menjelaskan secara umum industri pelayaran sedang mengalami tantangan yang cukup berat.
"Namun demikian emiten masih tetap yakin dapat mempertahankan kinerja positif dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia yang dipacu oleh pembangunan proyek infrastruktur hingga ke pelosok," terang Harry di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (17/4/2017).
Pada tahun ini, TMAS memasang target laba bersih Rp200 miliar atau turun 13% dari capaian laba bersih tahun 2016 sebesar Rp231 miliar.
Penurunan target laba bersih dikarenakan adanya penyesuaian terhadap peningkatan pengembangan bisnis tahun ini.
“Karena banyak pembukaan rute baru, sehingga mengoptimalkan rute baru itu perlu waktu 3 sampai 3,5 tahun dari sekarang,” ujar Harry.
Sedangkan dari segi pendapatan perseroan menargetkan capaian sebesar Rp2,2 triliun pada 2017. Target ini meningkat dari perolehan pendapatan tahun 2016 sebesar Rp1,671 triliun.
Harry optimistis perseroan mampu meraih target tersebut dengan ekspansi rute pelabuhan baru. Hingga Maret 2017 telah dibuka 32 pelabuhan dengan pengembangan rute pendulum service, yaitu service S4 dan Service A3.
Untuk menjangkau wilayah Papua, TMAS juga telah menjadikan pelabuhan Ambon sebagai pelabuhan Hub sehingga distribusi barang - barang ke Papua semakin lancar.
“Penambahan rute baru itu tak hanya ke Indonesia timur saja namun juga membawa barang dari Indonesia timur ke pulau Jawa,” terang dia.
Rute baru yang telah beroperasi, meliputi Dobo, Malaku, Lhoksemawe, Aceh; Tarakan, Kalimantan Timur, Nabire, Papau dan Fakfak Papua Barat.
Sedangkan yang akan dibuka adalah rute Kaimana, Berau, Luwuk, Lombok, Bali, Kupang, Bengkulu dan Padang.
(kmj)
(Rani Hardjanti)