Criteo merupakan perusahaan periklanan digital global yang bermarkas di Paris. Data dari Criteo juga mengungkapkan, tradisi selama Ramadan memengaruhi perilaku pembeli sepanjang hari. Pada siang hari selama Ramadan, transaksi e-commerce menjadi 71%. Lebih rendah daripada periode sebelum Ramadan yang mencapai 76%.
Namun penjualan e-commerce setelah berbuka puasa menjadi 29%, lebih tinggi daripada sebelum Ramadan yang sebesar 24%. Villani mengaku Criteo menganalisis lebih dari 8 juta transaksi online dari 143 peritel di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Hasilnya adalah trafik website dan penjualan e-commerce meningkat sejak tiga minggu sebelum Ramadan. Melonjak selama minggu ketiga dan keempat dengan perkiraan peningkatan masing-masing 110% dan 77%. Memasuki masa Idul Fitri, ada penurunan sebesar 44% pada penjualan online dan 20% pada trafik website.
Namun di minggu pertama Idul Fitri, penjualan online kembali meningkat sebesar 35%. Produk-produk yang ada kaitannya dengan fashion paling populer selama periode ini. Diikuti produk-produk home and living serta produk elektronik, mainan, dan game. Terakhir adalah produk kesehatan dan kecantikan.
NadiaYovani, staf pengajar di Departemen Sosiologi FISIP Universitas Indonesia, menilai masyarakat urban semakin banyak yang berbelanja secara online karena mereka ingin segalanya lebih simpel dan instan. Melalui belanja online masyarakat juga bisa lebih berhemat. “Itu sifat alami manusia. Tak perlu bermacet- macetan, tak perlu keluar uang untuk beli bensin atau ongkos, tak perlu berkeliling toko mencari barang paling cocok, dan tak perlu berdesakan seperti orang yang berbelanja ke pasar konvensional menjelang Ramadan,” ujar dia.
Ternyata maraknya marketplace tidak berdampak signifikan terhadappasarkonvensional. Pasalnya pedagang online ternyata banyak yang membeli barang kepada pedagang konvensional untuk dijual lagi (re-seller) di internet atau media sosial. Di pusat grosir Pasar Tanah Abang, Jakarta, misalnya.
Peningkatan penjualan bukan hanya terjadi selama Ramadan, tetapi sudah dirasakan semenjak tiga bulan sebelum Ramadan. Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tanah Abang, Yulis Rasyid, mengatakan, peningkatan penjualan mode telah dirasakan pedagang Pasar Tanah abang semenjak tiga bulan lalu. Ini karena sebagian besar pembeli membeli barang untuk dijual kembali. “Mereka menyetok barang untuk persiapan Ramadan dan setelahnya,” kata Yulis.