JAKARTA - Besaran porsi saham PT Angkasa Pura II yang akan ditanamkan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) akan diputuskan pada pertengahan Oktober 2017.
Direktur Utama Angkasa Pura II Mohammad Awaluddin mengatakan saat ini tengah melakukan kajian (due diligence).
"Lagi 'due dilligence' Oktober pertengahan sudah ada angkanya, kemudian kita ajukan ke pemegang saha, Kementerian BUMN, baru kita masuk," ucapnya, Jumat (22/9/2017).
Dia mengatakan sementara ini porsi saham masih dimiliki sebagian besar oleh Pemda, yaitu 51 persen.
"Nanti kita langsung tidak lewat RDPT (Reksa Dana Penyertaan Terbatas). Pemda sudah pasti 51%, jadi 'game'-nya ini RDPT investor sama kita (AP II), RDPT nanti ada tawaran sendiri dari dana reksa," tuturnya.
Sebelumnya, AP II dan BIJB telah menandatangani nota kesepahaman pembelian saham dan pengoperasian Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat.
AP II dan Danareksa akan membeli atau menyerap saham portepel (saham dalam simpanan) yang dikeluarkan oleh PT BIJB.
Dengan demikian, apabila mencapai kesepakatan, maka nantinya pemegang saham di PT BIJB adalah Pemprov Jabar, PT Jasa Sarana, AP II, dan Danareksa.
Dia menambahkan tujuan dari penerbitan saham portepel oleh PT BIJB ini tidak lain adalah guna memenuhi kebutuhan pembangunan dan operasional bandara.
AP II akan mengoperasikan aset sisi darat dari BIJB termasuk terkait dengan Pelayanan Jasa Kebandarudaraan dan Pelayanan Jasa Terkait Bandara.
Bandara Internasional Jawa Barat dalam tahap awal direncanakan memiliki terminal berkapasitas lima juta penumpang per tahun dan telah direncanakan ke depannya dapat memiliki terminal berkapasitas 18 juta penumpang.
Dalam tahap awal ini BIJB juga akan beroperasi dengan satu landas pacu atau "runway" berukuran 3000 x 60 meter di mana ke depannya direncanakan dapat beroperasi dengan dua landasan pacu.
(Fakhri Rezy)