Pada tahun 2003 Sunco memenangkan sebidang tanah untuk pembangunan perumahan di Beijing, setelah menawarkan harga 28% lebih tinggi daripada tawaran lainnya. Dia kemudian mengadakan perang kata-kata dengan Wang Shi, ketua China Vanke, pengembang properti hunian terbesar di China.
Sun pun secara terbuka mengungkapkan niatnya untuk melampaui Vanke dalam hal penjualan perumahan, namun dia menjadi bahan tertawaan saat perusahaannya mengalami krisis modal dan terpaksa menjual saham mayoritas di 2006 kepada Road King Infrastructure.
Dari situ, dia pun mendapatkan filsafat baru yakni pengusaha tidak bisa terlalu pintar. Menurutnya, pengusaha yang terlalu pintar malah akan kehilangan segalanya. Dia yakin seorang pengusaha harus sederhana dan melakukan bisnis dengan tenang.
Namun, Sekali lagi Sun membuat momentum comeback yang kuat. Sunac, yang didirikan Sun pada 2003 berhasil meluncurkan penawaran umum perdana di bursa Hong Kong pada Oktober 2010. Sunac, sekarang merupakan pengembang terbesar di Tianjin dan No12 secara nasional dengan penjualan tahunan sebesar 35,64 miliar yuan.
Sun mengatakan bahwa dia sangat yakin bahwa membuka pikirannya terhadap optimisme dapat membantunya meraih peluang di masa depan. Dia yakin bullish sektor properti China akan terjadi dalam jangka panjang untuk karena meningkatnya permintaan untuk memperbaiki kondisi perumahan. Oleh karena itu, dia pun belajar dari kesalahan masa lalunya agar bersabar dan menghindari membuat kesalahan di masa depan.
(Widi Agustian)