JAKARTA - Bayerische Motoren Werke AG (BMW) dikenal sebagai salah satu produsen mobil paling terkenal di dunia. Dengan desain dan kinerja yang menakjubkan, BMW kerap menjadi incaran bagi orang-orang yang memimpin perusahaan selaras dengan gaya perusahaan.
Berkat ketenaran BMW, Susanne Klatten menjadi salah satu wanita paling terkenal di Jerman karena dia, bersama dengan anggota keluarganya memiliki hampir 50% mobil BMW. Dia memulai perjalanannya dengan gelar di bidang periklanan. Susan kemudian melanjutkan untuk menyelesaikan MBA-nya yang mengkhususkan diri dalam periklanan.
Susanne Klatten, ibu tiga anak ini mendapatkan kekayaannya dengan cara kuno, dia mewarisinya. Ayahnya adalah pekerja industrialis legendaris Herbert Quandt, pria yang membuat BMW menjadi mobil mewah kolosal.
Ayahnya meninggal pada 1982, dia meninggalkan Susanne, adik laki-lakinya Stefan, dan istri ketiganya Johanna Quandt kepemilikan BMW dan aset lainnya.
Dia merupakan pengusaha yang cerdas, dia telah membantu mengubah perusahaan ayahnya, Altana, dan memiliki 50,1% saham dan menjadi salah satu perusahaan paling top yang masuk dalam daftar DAX Jerman, salah satu perusahaan paling bergengsi di Jerman.
Setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, Susanne Klatten belajar bisnis dan ekonomi di Frankfurt dan kemudian memperoleh gelar MBA dari sekolah bisnis IMD di Lausanne, Swiss. Tapi sebagian besar dari apa yang dia pelajari adalah melalui pelatihan kerja yang dia dapatkan dalam serangkaian magang di dalam kerajaan keluarganya.
Klatten menjalani kehidupan yang sangat tertutup, dia hampir tidak pernah diwawancarai dan jarang terlihat di depan umum. Pasalnya, saat berusia 16 tahun dia pernah menjadi korban penculikan. Meskipun penculikan tersebut berhasil digagalkan, namun alasan di balik kegagalan tersebut masih belum diketahui.
Saat dia di depan umum, pengamat sering berkomentar bahwa Klatten, wanita cantik dengan rambut pendek dan senyuman lebar, berpakaian elegan namun tetap rendah hati. Sangat sedikit yang diketahui tentang kehidupan pribadinya, kecuali bahwa dia, suaminya, dan tiga anaknya tinggal di Munich.
Bahkan, dia hanya memberikan satu wawancara dalam karirnya, kepada penulis biografi Quandt Rüdiger Jungbluth.
Dari periode 1989 sampai 1990, Klatten bekerja sebagai asisten dewan manajemen di Hubert Burda Media. Setelah belajar lebih jauh di Boston, dia mulai mengambil kursi di berbagai dewan direksi perusahaan. Pada 1993 dia bergabung dengan dewan Altana dan membantu mengubah perusahaan menjadi perusahaan kelas dunia, dengan pendapatan USD4 miliar.
Pada tahun 1997 dia dan saudara laki-lakinya menggantikan ibunya di dewan direksi BMW. Sebagai anggota dewan di sana, Klatten membantu perusahaan tersebut melakukan pembelian kembali Rover 2000 yang kontroversial.
Selama Perang Dunia II, kekayaan BMW meningkat pesat akibat kerja paksa; Tahanan sering dibuat bekerja dalam kondisi menyedihkan. Oleh karena itu, dia pun kerap memberikan bantuan pada Quandt, yayasan amal untuk mantan pekerja paksa dan keluarga mereka.
Meski demikian, tidak berarti dia lolos dari masalah. Pada 2007 Klatten kembali menghadapi dilema, karena diperas oleh Helg "Russak" Sgarbi, seorang warga Swiss berusia 44 tahun yang mengancam untuk melepaskan materi yang menggambarkan keduanya berselingkuh.
Sgarbi, yang didakwa dengan skema pemerasan serupa terhadap beberapa wanita, ditangkap pada Januari 2009 dan dibawa ke pengadilan di Jerman, di mana dia dijatuhi hukuman enam tahun penjara.
Temannya, pemilik hotel Italia Ernano Barretta yang diduga memfilmkan Sgarbi dan Klatten dengan kamera tersembunyi, juga ditangkap dan dijatuhi hukuman hukuman penjara pada tahun 2012 sampai tujuh tahun.
(Fakhri Rezy)