JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal III-2017 mengalami pertumbuhan yang melambat sebesar 4,93% dibandingkan periode yang sama di tahun 2016 sebesar 5,01% dan kuartal II-2017 sebesar 4,95%.
Ekonom dari PT Bank Permata Josua Pardede mengatakan ini juga menjadi salah satu pembahasan yang dilakukan bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat analis meeting malam ini di gedung Kemenkeu.
Josua mengatakan saat ini pemerintah tengah menyoroti apa penyebab faktor konsumsi rumah tangga melambat pertumbuhannya di kuartal ini.
"Ya ini juga karena faktor tadi, pemerintah juga sedang melihat apakah perekonomian kita ini masih tergantung dengan komoditas, kalau kita lihat itu memang ada, bahwa ekonomi kita masih sedikit banyak bergantung pada komoditas," ungkapnya di Kemenkeu, Jakarta, Selasa (7/11/2017).
Menurutnya, untuk itu maka juga dilakukan pembahasan bagaimana caranya untuk mengurangi ketergantungan perekonomian Indonesia terhadap komoditas. Dengan demikian maka pertumbuhan perekonomian Indonesia bisa menjadi lebih baik dan stabil.
"Karena spending masyarakat saat ini khususnya di provinsi penghasil komoditi cukup signifikan, makanya diupayakan pemerintah agar ketergantungan pada komoditi ini harus dikurangi agar tidak berpengaruh pada konsumsi, jadi akhirnya pertumbuhan kita jauh lebih sustain," jelasnya.
Selain itu, ia mengatakan Sri Mulyani juga memberikan pesan dalam analist meeting ini. Sri Mulyani dikatakan masih sangat optimis dengan perkembangan perekonomian Indonesia saat ini. Pasalnya selain konsumsi rumah tangga yang mengalami perlambatan masih ada sektor ekspor yang mengalami peningkatan yang signifikan mencapai 17% di kuartal III-2017 sehingga diharapkan mampu jadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
"Ya kalau kita lihat stance-nya pemerintah kan masih optimis dengan perkembangan ekonomi saat ini. Dari kondisi ekonomi global seperti China yang lebih baik dari perkiraan, kita lihat juga makanya ekspor kita di kuartal III-2017 tumbuh 17%, karena faktor ekonomi global yang membaik dan harga komoditas. Tapi yang disampaikan lagi, kalau stresinya di investasi, bagaimana mendorong supaya investasi dipacu, diharapkan investasi ini menjadi salah satu pendorong ekonomi kita selain konsumsi rumah tangga," tukasnya.
(Fakhri Rezy)