JAKARTA - Indonesia akan memasuki tahun politik pada dua tahun mendatang. Pada tahun 2018, Indonesia akan menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak dan pada tahun 2019 Indonesia akan menghadapi Pemilihan Presiden dan Legislatif.
Banyak yang mengkhawatirkan kondisi perekonomian Indonesia akan terganggu ketika memasuki tahun politik. Hal tersebut pun berdampak kepada investor yang cenderung melakukan wait and see (menunggu dan mengamati) situasi perekonomian Indonesia tersebut.
Economic Advisor and Oxford Economic Lead Asia Economics ICAEW Sian Fenner mengatakan, memasuki tahun politik, pada tahun 2018 dan 2019 sama sekali tidak mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan cenderung akan meningkat.
Dirinya memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,3% pada tahun 2018. Angka tersebut tentunya relatif lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini yang diprediksi hanya mencapai 5,1%.
"Tahun politik itu menurut saya tidak ada pengaruhnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap akan meningkat meski pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asia Tenggara ada penurunan ringan," ujarnya saat ditemui di Hotel Oriental Mandarin, Jakarta, Senin (18/12/2017).
Menurutnya Sian, bahkan pada tahun politik pertumbuhan Indonesia berpotensi untuk melampaui target. Hal itu dikarenakan besarnya jumlah uang yang akan dipakai untuk belanja.
"Tahun politik itu menurut saya akan bagus. Justru pada tahun 2018 dan 2019, belanja akan besar besaran. Dan konsumsi akan tinggi di situ," jelasnya.
Akan tetapi, besarnya jumlah uang untuk kebutuhan belanja pada tahun politik ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah. Karena jika tidak termanfaatkan, maka pada tahun-tahun mendatang belanja konsumsi (daya beli) akan kembali melemah.
"Memang akan ada jumlah besar uang yang akan keluar. Tinggal bagaimana uang yang keluar itu akan dikemanakan itu yang terpenting. Kalau tidak diapa apakan maka akan kembali menurun. Karena belanja saat tahun politik itu sifatnya temporary," jelasnya.
(Fakhri Rezy)