5 Tahun Ditangguhkan, Manggis Indonesia Akhirnya Tembus Pasar China

Chyntia Sami Bhayangkara, Jurnalis
Jum'at 19 Januari 2018 16:01 WIB
Foto: Ekspor Manggis (Sami/Okezone)
Share :

TANGERANG - Setelah lima tahun ditangguhkan masuk ke dalam pasar China, kini buah manggis dari Indonesia bisa langsung (direct) ekspor ke China tanpa harus transit melalui Bangkok, Thailand.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini mengatakan, selama lima tahun lamanya buah manggis yang tumbuh subur di pulau Jawa, Sumatera, NTB (Nusa Tenggara Barat) dan Bali ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan perizinan untuk langsung melakukan ekspor ke China.

"Mereka larang masuk langsung dari Indonesia tapi ambil dari Malaysia, Vietnam, Thailand sehingga nilai tambah dikantongi negara perantara, bukan kita. Tapi sekarang setelah proses yang panjang kita bisa langsung menembus pasar China," ujar Banun, Jumat (19/1/2018).

 Baca juga: Manggis Indonesia Akhirnya Tembus Australia

Banun menjelaskan, penangguhan tersebut berawal dari adanya diskriminasi yang terjadi pada buah manggis di Tiongkok. Pihaknya mengklaim adanya kandungan zat kimia yang melebihi batas toleransi yang berlaku di negara tersebut. Akhirnya, hal tersebut dilaporkan Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) tanggal 27-28 Oktober 2016 di Genewa. Setelah melewati negosiasi yang panjang, akhirnya pada tanggal 11 Desember 2017, Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI dan Otoritas karantina China (Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine of the Peoples Republic of China/AQSIQ) menandatangani kesepakatan protokol manggis.

"Dengan disepakatinya protokol ekspor secara langsung ke negara tujuan, kami harap dapat mendorong petani berproduksi dengan standar ekspor dan mendapatkan nilai lebih. Sehingga dapat menjadikan petani Indonesia yang makmur dan sejahtera," tuturnya.

 Baca juga: Mendag Gandeng Kapolri "Amankan" Sektor Perdagangan

Lanjut Banun, pihaknya pun menerapkan standar ekspor yang cukup tinggi terhadap produk pertanian. Pengawasan sebelum pengemasan terhadap buah manggis ini dilakukan perlakuan karantina terlebih dahulu yaitu, pencucian menggunakan cairan desinfektan, penyemprotan dengan udara bertekanan tinggi menggunakan kompresor (Air Brushing) dan dikemas dalam keranjang yang telah dilapisi kertas serta dibungkus menggunakan plastik. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak terjadinya reinfestasi kembali oleh serangga selama diperjalanan.

"Tentunya, hal ini akan terus berkelanjutan dengan mengekspor manggis ke Negara China, karena dalam kesepakatan protokol disepakati, jumlah total yang diminta China untuk musim panen 2018 sebanyak 2.000 Ton," ujar Banun.

Sementara itu, Manager Operasional PT Mitra Jayakarta Persada (MJP Cargo) Marsin, selaku cargo forwarder dari perusahaan eksportir dan supplier buah manggis PT Tani Pertiwi Jaya mengaku, selama masa penangguhan Pemerintah Tiongkok, dalam sehari pihaknya mengirimkan belasan ton buah manggis tujuan ke China melalui transit di Bangkok, Thailand.

"Mereka (Tiongkok) gemar dengan manggis Indonesia, ini dilihat dari permintaan mereka yang cukup tinggi setiap tahunnya. Namun kita belum diperbolehkan ekspor secara langsung makanya, pengirimannya selalu melalui Bangkok. Kuantitasnya mulai dari 12 ton hingga 15 ton per hari," ujar Marsin.

Lanjut Marsin, dengan diperbolehkannya ekspor buah manggis secara langsung menuju Tiongkok dapat mengurangi biaya pengiriman dan juga dapat membantu petani di Indonesia.

"Kalau sudah bisa langsung tentunya dapat menekan cost pengiriman. Dan yang tak kalah penting juga tentunya dapat memberikan keuntungan juga kepada petani, karena harga jual petani bisa lebih tinggi," tandasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya