TANGERANG - Setelah lima tahun ditangguhkan masuk ke dalam pasar China, kini buah manggis dari Indonesia bisa langsung (direct) ekspor ke China tanpa harus transit melalui Bangkok, Thailand.
Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini mengatakan, selama lima tahun lamanya buah manggis yang tumbuh subur di pulau Jawa, Sumatera, NTB (Nusa Tenggara Barat) dan Bali ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan perizinan untuk langsung melakukan ekspor ke China.
"Mereka larang masuk langsung dari Indonesia tapi ambil dari Malaysia, Vietnam, Thailand sehingga nilai tambah dikantongi negara perantara, bukan kita. Tapi sekarang setelah proses yang panjang kita bisa langsung menembus pasar China," ujar Banun, Jumat (19/1/2018).
Baca juga: Manggis Indonesia Akhirnya Tembus Australia
Banun menjelaskan, penangguhan tersebut berawal dari adanya diskriminasi yang terjadi pada buah manggis di Tiongkok. Pihaknya mengklaim adanya kandungan zat kimia yang melebihi batas toleransi yang berlaku di negara tersebut. Akhirnya, hal tersebut dilaporkan Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) tanggal 27-28 Oktober 2016 di Genewa. Setelah melewati negosiasi yang panjang, akhirnya pada tanggal 11 Desember 2017, Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI dan Otoritas karantina China (Administration of Quality Supervision, Inspection and Quarantine of the Peoples Republic of China/AQSIQ) menandatangani kesepakatan protokol manggis.
"Dengan disepakatinya protokol ekspor secara langsung ke negara tujuan, kami harap dapat mendorong petani berproduksi dengan standar ekspor dan mendapatkan nilai lebih. Sehingga dapat menjadikan petani Indonesia yang makmur dan sejahtera," tuturnya.
Baca juga: Mendag Gandeng Kapolri "Amankan" Sektor Perdagangan
Lanjut Banun, pihaknya pun menerapkan standar ekspor yang cukup tinggi terhadap produk pertanian. Pengawasan sebelum pengemasan terhadap buah manggis ini dilakukan perlakuan karantina terlebih dahulu yaitu, pencucian menggunakan cairan desinfektan, penyemprotan dengan udara bertekanan tinggi menggunakan kompresor (Air Brushing) dan dikemas dalam keranjang yang telah dilapisi kertas serta dibungkus menggunakan plastik. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak terjadinya reinfestasi kembali oleh serangga selama diperjalanan.
"Tentunya, hal ini akan terus berkelanjutan dengan mengekspor manggis ke Negara China, karena dalam kesepakatan protokol disepakati, jumlah total yang diminta China untuk musim panen 2018 sebanyak 2.000 Ton," ujar Banun.