JAKARTA - Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jaya Afifuddin Suhaeli Kalla mengatakan pihaknya akan mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengejar target tersebut. Bahkan dirinya telah berjanji kepada Direktur Utama BEI Tito Sulistio untuk memboyong anggotanya untuk melakukan Initial Public Offering (IPO).
Tak tanggung-tanggung, dalam periode dua tahun ini dirinya akan membawa dua perusahaan untuk IPO. Meskipun dirinya belum menyebutkan secara pasti perusahaan mana yang akan melakukan IPO, namun dirinya memastikan perusahaan tersebut merupakan start up.
"Targetnya tadi karena udah terlanjur janji ngobrol sama Pak Tito (Direktur Utama BEI, Tito Sulistio), kebetulan pak Tito teman lama saya, dan saya bilang di kepengurusan saya sisa dua tahun saya ingin ada 1-2 perusahan yang melantai di Bursa," ujarnya saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Baca Juga: Dirut BEI: Jadilah Besar Karena Go Public
Afif menambahkan, untuk mengejar target tersebut, pihaknya akan menggelar workshop lanjutan tentang Go Public. Nantinya dalam workshop tersebut akan melibatkan perusaahan-peruaahaan dan pemerintah daerah untuk mendorong hal tersebut.
"Kita akan buat workshop khusus kita pilih perusahaan, kita pilih 5 atau 10 perusahaan dari HIPMI Jaya. Banyak ketum BPD di Provinsi lain yang bisnisny bagus juga dan mereka berpeluang melantai di bursa juga tapi karena mungkin belum ada kesempatan aja jadi kita akan fokuskan di workshop itu," jelasnya.
Afif menambahkan, saat ini anggota HIPMI mencapai 3.000 orang. Akan tetapi, kata Afif sebagian besar anggotanya belum mencatatkan sahamnya di pasar modal.
"Yang IPO baru sedikit. Mungkin di bawah 5. Tapi anggota 10 tahun belakangan belum ada," jelasnya.
Baca Juga: Dirut BEI: Berani Jadi Investor Tapi Tidak IPO, Malu Sama Tetangga
Menurutnya, banyak perusahaan yang belum IPO dikarenakan banyak perusahaan yang masih takut untuk melantai di bursa. Bahkan para pengusaha cenderung tidak percaya diri dengan perusahaannya sendiri.
"Di Hipmi ini yang skala perusahaan ini udah bagus dan prospek ke depan sudah bagus tapi butuh keberanian. Balik lagi ke mental kalau mental belum berani dan belum percaya sama bursa itu susah. Jadi harus ada kepercayaan," ucap Teguh.
(ulf)
(Rani Hardjanti)